Minggu, 05 Mei 2019
Agar Ramadhan Lebih Bermakna
07.39.00
Assalamualaikum wrwb..
Alhamdulillah… Kali ini admin akan
membagikan ilmu yang admin dapatkan pada 4 mei 2019, ini admin dapatkan dari
mengikuti “RINGTONE” atau Sharing at Handphone yang disampaikan oleh Ika F dengan
tema “Agar Ramadhan Lebih Bermakna”.
Gaessfillah, mungkin bagi sebagian
orang Ramadhan hanyalah bulan biasa yang sedikit berbeda di rutinitas nya
dengan makanan. Mungkin bagi sebagian orang Ramadhan hanyalah bulan yang harus
di lalui untuk menunggu-nunggu waktu lebaran, mungkin bagi sebagian orang
Ramadhan sebiasa itu.
Lalu bagaimana dengan kita?
Benarkah kita merindukan Ramadhan?benarkan kita menanti-nanti datangnya dan
sedih ketika berpisah dengannya? Apa yang membedakan orang benar-benar rindu
dengan rindu yang palsu? Sederhana. Yaitu persiapan. Apa
yang kita siapkan untuk menyambutnya.
Sudah punya kah kita sederet target
paket amal yang akan kita kejar fadhilahnya? Ketika amal wajib berpahala
berganda lipat, ketika amalan sunnah di pahala kan setara yang wajib, ketika
golongan penggoda di belenggu, kita ngapain aja?
Akankah masih sama saja kuantitas
dan kulitas amal kita? Padahal Allah telah hadirkan Ramadhan sebagai bulan
tarbiyah, mengasah jiwa dan raga, untuk bertambah tunduk dan taat kepadaNya.
1 perintah Allah yang mungkin sudah
sering sekali menyapa telinga kita, namun sudahkah ia menyentuh hati kita?
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu,agar kamu
bertaqwa.”QS Al Baqoroh : 183
Ada seruan khusus disitu, bahwa
perintah ini hanya bisa di pahami oleh mereka yang beriman, untuk apa?
Berpuasa. Agar apa? Mencapai taqwa. Pertanyaannya, sudah berapa banyak
ramadhan yang kita lalui? Lalu kemana Taqwa? Padahal jelas,bahwa mukmin yang
melalui Ramadhannya akan mencapai derajat muttaqin.
Jika taqwa tak tergapai, bisa jadi
yang bermasalah ada iman pelakunya, bisa jadi yang bermasalah adalah hati yang
menjalaninya. Atau kemungkinan kedua, proses puasa nya lah yang bermasalah.
Maka takarlah kita dimana, evaluasi penuh sederet ramadhan yang sudah berlalu di belakang kita.
Dan persiapan apa yang harus kita
punyai untuk melalui ramadhan kali ini agar berbeda dan lebih bermakna?
Dalam buku Tazkiyatun Nafs nya Imam
Al Ghazali, ada beberapa syarat yang harus kita penuhi agar nanti dapat
mencapai kesempurnaan ber Ramadhan.
1. Ghadhul Bashor (menundukkan pandangan)
Terhadap apa? Bukan hanya pada lawan jenis, tapi pada setiap hal yang menyibukkan hati dan melalaikan dari mengingat Allah. Terhadap fashion misalnya klo akhwat mah, atau pada takjil, tundukkan pandangan. Meski ketika puasa cendol terasa cantik sekali, es campur terasa menggiurkan sekali, tapi tundukkan lah pandangan, tidak semua yang diinginkan harus dipenuhi. Inilah makna dan urgensi kenapa pandngan kita harus dibatasi. Karena tidak semua yang kita pandang, hati kita bisa bersabar atas itu. Kdg penyakit lisan berawal dari pandnagan yang jelalatan, hingga aib orang yang kecil pun tampak dan lisan tak bisa bersabar untuk tidak berkomentar. Tundukkan pandangan. Pada yang bersileweran di medsos misalnya, dr mulai mukena, kue lapis, sampai toples lebaran. Atau bahkan, uninstall aja media media yang membuat waktu kita terbuang sia-sia, uninstall IG, FB, dsb. Atau games misalnya yang ikhwan ni kan? Ngabuburitnya dengan games, hhmm.. apa yang kita harapkan dari itu? Syafaat? Jelas tidak akan, itu buang2 waktu, jadi tahan tahan syahwatnya terhadap games, ganti dengan tilawah qu'ran.
2. Menjaga
Lisan, dari semua penyakit lisan dan Mengendalikannya dengan diam dan
menyibukkan dengan dzikrullah dan tilawah.
“Dua hal yang
dapat merusak puasa, yaitu ghibah dan dusta.” – Mujahid
“...Dan
janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama
lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada
Allah...“ QS Al Hujurat : 12
Dan
juga penyakit2 lisan yang lainnya, klo di era skrg mungkin setara dengan
penyakit jempol ketika posting-posting, iya kan? Maka jaga lah, batasi
postingan pada hal yang bermanfaat saja, fokus pada target apa yang ingin kita
kejar.
Ghibah di
samakan kondisinya dengan orang yang memakan daging saudara yang sudah mati,
alias bangkai. Tau bangkai? Daging busuk, berbelatung, bernanah, bau dan
menjijikan?
Berbuka dengan
air putih yang halal saja membatalkan puasa, lalu bagaimana jika memakan yang
haram serupa bangkai.
“Diharamkan
bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih
atas nama selain Allah...” QS Al Maidah : 3
3. Menahan
Pendengaran
Apa yang haram
di ucapkan maka haram juga untuk didengar, maka menjadi pendengar dari suatu
forum ghibah juga dilarang, meski ga ikutan. Contoh : standbye depan channel TV
yang isi nya sampah semua, lalu mulai lah nanti lisan kita juga ikut
berkomentar pada gosip2 yang yang ditayangkan. Jangan sampai lisan kita berdosa
padahal tangan kita tak melakukannya. Atau mendengar musik-musik jahiliyah padahal
waktunya bisa diisi tilawah atau dengar ceramah. Cermatlah dalam memilih.
Siapkan memang perabotan utk alam kubur kita, penerang nya mau berapa watt,
teman nya mau serame apa, tentukan sekarang. Krn musik-musik yang kita dengar
itu tak mungkin menjadi syafaat diakhirat. So, kenapa kita harus berinteraksi
dg mereka?
4. Tidak
memperbanyak makanan halal
Lalu, makan
makanan haram? Tentu tidak, bukan itu kesimpulannya, kesimpulannya adalah jika
makanan halal saja di larang berlebihan apalagi makanan haram. Tidak
memperbanyak makanan halal disini maksudnya adalah pada saat berbuka. Karena
tujuan puasa adalah pengosongan dan menundukkan hawa nafsu untuk memperkuat
jiwa mencapai taqwa.
Jika kita sudah
lemahkan syahwat kita seharian berpuasa , lalu malamnya kita puaskan lagi ia
dengan banyak makan, maka wajar kita tak bergairah melakukan ketaatan-ketaatan
lain di malamnya, tarawihnya begah, tilawahnya ngantuk, tahajudnya lalai,
sahurnya dekat subuh, subuhnya kesiangan, lalu
tidur sepanjang siang. Lah? Kalo gitu, dimana taqwa?
Karena esensi dan rahasia puasa adalah melemahkan
berbagai kekuatan yang menjadi sarana syetan untuk kembali kepada keburukan.
Dan hal ini tidak akan tercapai kecuali dengan pengurangan makanan. Bahkan
diantara adab nya adalah tidak memperbanyak tidur siang agar merasakan lapar
dan dahaga, dan lemahnya kekuatan. Jadi
ikhwahfillah , puasa tidak sama dengan reschedule makan. Puasa itu mengurangi
makanan, bukan sekedar mengubah jadwal makan.
Dan yang
terakhir, Setelah berbuka hati terguncang dan tergantung antara cemas dan
harap. Jadi gaes, berbuka bukanlah akhir dr segalanya. Hati terguncang dan
cemas mengkhawatirkan apakah puasanya diterima atau tidak seharian menahan
dahaga. Maka kita tetap harus selalu bersimpuh memohon agar Allah membuka kan
pintu penerimaan amal dari amal-amal yang telah kita lakukan.
“Berapa banyak
orang yang berpuasa, tetapi ia tidak mendapatkan dari puasanya kecuali lapar
dan dahaga.” HR Ibnu Majah
Demikian
beberapa hal yang harus kita jaga , agar ramadhan kita tak berlalu sia-sia. Karena
bagi kita ramadhan adalah perang dengansyahwat saja, sedang Rasulullah dan
sahabatnya melalui ramadhan mereka dengan perang, perang beneran. rakyat kita, indonesia juga pernah melalui
ramadhan dengan perjuangan memerdekan bangsa dari penjajah. So, berbenahlah,
desain lah ramadhan kita seindah mungkin dan sedisiplin mungkin, tegaslah terhadap
diri..
“Sesungguhnya
Allah menjadikan bulan Ramadhan sebagai perlombaan melakukan ketaatan, ada yang
berlomba hingga menang, dan ada pula yang tertinggal lalu menyesal. Tetapi yang
sangat mengherankan adalah pemain yang tertawa-tawa disaat yang lain berpacu
meraih kemenangan.”
Hasan Al Bashri
Sekian yang dapat admin bagikan
pada postingan kali ini, semoga bermanfaat. Terima kasih sudah berkunjung.
Wasalamualaikum wrwb..Sabtu, 04 Mei 2019
Contact Us
20.37.00
Jika ada yang perlu secara pribadi bisa langsung kirim pesan melalui
gmail : madasoku09@gmail.com
Note: Pesan yang penting saja ya...gak harus lewat gmail....lewat komentar langsung juga gpp.
About
17.28.00
Blog yang dibuat atas dasar untuk berbagi pengetahuan tentang sesuatu hal, baik itu pengalaman, pelajaran sekolah, pelajaran kuliah, tutorial dan lain-lain. Walaupun sederhana, penulis berharap postingan-postingan yang ada diblog ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terakhir penulis mengucapkan terima kasih karena telah berkunjung. Semoga penulis dapat terus membagikan pengetahuan, tidak hanya penulis, pembaca juga dapat menyisipkan pengetahuannya, kritik, saran, request pada kolom komentar.
Jumat, 03 Mei 2019
Akal dan Nafsu
23.12.00
Kali ini admin akan sedikit membahas tentang akal dan nafsu.....
Mungkin sudah tidak asing bagi kebanyakan orang terkait dengan "Akal" dan "Nafsu". Kenapa begitu? Tentu saja dikarenakan setiap manusia dianugerahkan akal dan nafsu, berbeda dengan hewan dan malaikat. Yang dimana hewan hanya memiliki nafsu. Seharusnya kita sebagai makhluk ciptaan yang paling sempurna selalu bersyukur, namun tidak menuntut kemungkinan kebanyakan dari manusia kurang bersyukur.
Seperti yang admin tulis sebelumnya, hewan hanya memiliki nafsu, dimana mereka hanya melakukan sesuatu atas keinginan untuk memuaskan diri. Contohnya saat mereka lapar, mereka tentu mencari makanan untuk dimakan tanpa memikirkan apakah cara mereka untuk mendapatkan makanan itu adalah cara yang baik atau buruk. Bisa saja mereka lakukan dengan cara mencuri atau cara buruk lainnya, bahkan mereka sering kali tidak memperdulikan keselamatan dalam artian yang penting keinginan untuk memuaskan rasa lapar teratasi walaupun bisa saja hal tersebut berdampak pada keselamatan mereka. Seperti istilah serigala yang menjilati mata pisau, lama kelamaan mereka akan semakin lemas karena kehilangan darah dan mati.
Adanya hewan seharusnya membuat manusia belajar dan memahami bahwa manusia diciptakan dengan banyak kelebihan. Jangan bertindak hanya menurut nafsu saja, melainkan dipikirkan kembali apakah dampak yang didapat apabila mengikuti nafsu tersebut (self reminder). Walaupun demikian, pastinya sulit untuk tidak mengikuti nafsu.
Adanya akal membuat manusia mempunyai cita-cita, harapan, keinginan yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Dengan kelebihan akal seharusnya manusia dapat memilah mana yang baik atau yang buruk. Namun mungkin kebanyakan orang tidak menggunakan akalnya dalam melakukan atau mengerjakan sesuatu. Tentunya akal yang admin maksud di postingan kali ini adalah akal yang digunakan untuk memilah baik atau buruknya untuk diakhirat. Jika seseorang menggunakan akalnya pastilah seseorang tersebut selalu melakukan hal-hal yang bermanfaat sebagai bekal untuk diakhirat. Berbeda dengan orang yang hanya mengikuti nafsunya, yang penting keinginannya tercapai walaupun cara untuk mencapai keinginan tersebut dengan cara yang buruk.
Akal dan nafsu tidak dapat dipisahkan dari manusia biasa. Akal dan nafsu memiliki peran masing-masing bagi kehidupan manusia. Kalau tidak begitu mungkin bisa dibuat pertanyaan "kenapa manusia diciptakan dengan akal dan nafsu?". Namun didunia ini (bumi) tentunya ada yang menggunakan akalnya untuk berpikir tentang sesuatu dan ada yang tidak dapat menggunakan akal atau logika. Di dunia ini sudah banyak sekali yang 'misteri' yang tidak dapat dijelaskan dengan akal sehat atau logika manusia. Karena batasan tersebut sebaiknya manusia tidak membingungkan hal tersebut. Kenapa? Ya karena yang pasti kita hanya makhluk ciptaan, ada batasan akal utnuk memahami sesuatu. Walaupun dengan mengikuti akal atau berpikir positif terhadap sesuatu tersebut sebenarnya sudah bisa dibilang menggunakan akalnya.
Mungkin cukup sampai disini saja admin membahas tentang akal dan nafsu, masih banyak lagi bacaan yang membahas akal dan nafsu. Intinya adalah kita sebagai manusia yang memiliki akal dan nafsu seharusnya bersyukur dan sudah dapat memilah mana yang baik atau yang buruk sehingga hidup kita dapat disibukkan dengan melakukan hal-hal yang baik. Penentuan baik buruknya seseorang bukanlah dari manusia, jadi tetaplah selalu melakukan perbuatan yang bermanfaat didunia yang sementara ini untuk bekal diakhirat nanti.
Terima Kasih sudah berkunjung :)
Mungkin sudah tidak asing bagi kebanyakan orang terkait dengan "Akal" dan "Nafsu". Kenapa begitu? Tentu saja dikarenakan setiap manusia dianugerahkan akal dan nafsu, berbeda dengan hewan dan malaikat. Yang dimana hewan hanya memiliki nafsu. Seharusnya kita sebagai makhluk ciptaan yang paling sempurna selalu bersyukur, namun tidak menuntut kemungkinan kebanyakan dari manusia kurang bersyukur.
Seperti yang admin tulis sebelumnya, hewan hanya memiliki nafsu, dimana mereka hanya melakukan sesuatu atas keinginan untuk memuaskan diri. Contohnya saat mereka lapar, mereka tentu mencari makanan untuk dimakan tanpa memikirkan apakah cara mereka untuk mendapatkan makanan itu adalah cara yang baik atau buruk. Bisa saja mereka lakukan dengan cara mencuri atau cara buruk lainnya, bahkan mereka sering kali tidak memperdulikan keselamatan dalam artian yang penting keinginan untuk memuaskan rasa lapar teratasi walaupun bisa saja hal tersebut berdampak pada keselamatan mereka. Seperti istilah serigala yang menjilati mata pisau, lama kelamaan mereka akan semakin lemas karena kehilangan darah dan mati.
Adanya hewan seharusnya membuat manusia belajar dan memahami bahwa manusia diciptakan dengan banyak kelebihan. Jangan bertindak hanya menurut nafsu saja, melainkan dipikirkan kembali apakah dampak yang didapat apabila mengikuti nafsu tersebut (self reminder). Walaupun demikian, pastinya sulit untuk tidak mengikuti nafsu.
Adanya akal membuat manusia mempunyai cita-cita, harapan, keinginan yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Dengan kelebihan akal seharusnya manusia dapat memilah mana yang baik atau yang buruk. Namun mungkin kebanyakan orang tidak menggunakan akalnya dalam melakukan atau mengerjakan sesuatu. Tentunya akal yang admin maksud di postingan kali ini adalah akal yang digunakan untuk memilah baik atau buruknya untuk diakhirat. Jika seseorang menggunakan akalnya pastilah seseorang tersebut selalu melakukan hal-hal yang bermanfaat sebagai bekal untuk diakhirat. Berbeda dengan orang yang hanya mengikuti nafsunya, yang penting keinginannya tercapai walaupun cara untuk mencapai keinginan tersebut dengan cara yang buruk.
Akal dan nafsu tidak dapat dipisahkan dari manusia biasa. Akal dan nafsu memiliki peran masing-masing bagi kehidupan manusia. Kalau tidak begitu mungkin bisa dibuat pertanyaan "kenapa manusia diciptakan dengan akal dan nafsu?". Namun didunia ini (bumi) tentunya ada yang menggunakan akalnya untuk berpikir tentang sesuatu dan ada yang tidak dapat menggunakan akal atau logika. Di dunia ini sudah banyak sekali yang 'misteri' yang tidak dapat dijelaskan dengan akal sehat atau logika manusia. Karena batasan tersebut sebaiknya manusia tidak membingungkan hal tersebut. Kenapa? Ya karena yang pasti kita hanya makhluk ciptaan, ada batasan akal utnuk memahami sesuatu. Walaupun dengan mengikuti akal atau berpikir positif terhadap sesuatu tersebut sebenarnya sudah bisa dibilang menggunakan akalnya.
Mungkin cukup sampai disini saja admin membahas tentang akal dan nafsu, masih banyak lagi bacaan yang membahas akal dan nafsu. Intinya adalah kita sebagai manusia yang memiliki akal dan nafsu seharusnya bersyukur dan sudah dapat memilah mana yang baik atau yang buruk sehingga hidup kita dapat disibukkan dengan melakukan hal-hal yang baik. Penentuan baik buruknya seseorang bukanlah dari manusia, jadi tetaplah selalu melakukan perbuatan yang bermanfaat didunia yang sementara ini untuk bekal diakhirat nanti.
Terima Kasih sudah berkunjung :)
Selasa, 16 Oktober 2018
Keputusan Situasional dan Transaksional
09.00.00
Dalam
menerapkan suatu kompetensi (program belajar mengajar), diperlukan lebih dari
sekedar keterampilan. Pelaksanaan proses belajar mengajar di dalam satu jam pertemuan
memerlukan pengetahuan dan sikap tertentu. Di samping keterampilan teknis,
aspek - aspek kepribadian lainnya seperti nilai - nilai dan temperamen
berpengaruh terhadap suatu kompetensi. Bahkan seorang guru di dalam kesempatan
yang berbeda mungkin menerapkan sesuatu perilaku mengajar secara bervariasi
sesuai dengan tujuan, bahan pelajaran, peralatan, dan terlebih lagi siswa yang
bervariasi.
Untuk
mewujudkan seperangkat pengalaman belajar, seorang guru perlu mengambil
keputusan - keputusan tentang apa dan bagaimana pengalaman belajar yang
dimaksud akan diwujudkan, berdasarkan analisis situasi, antara lain berdasarkan
tujuan yang ingin dicapai, bahan yang akan disampaikan, waktu serta fasilitas
yang tersedia dan perilaku bawaan (entry behavior) para siswa
sehingga tersusunlah suatu rencana persiapan mengajar. Keputusan yang diambil
guru ketika merancanag semua ini disebut dengan keputusan
transaksional.
Dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar seorang guru membuat perencanaan pengajaran
yang bersifat situasional berdasarkan:
1. Identifikasi kebutuhan -
kebutuhan dan minat - minat siswa
2. Tujuan - tujuan performan siswa
3. Karakteristik materi
4. Ketersediaan fasilitas serta
ruang dan waktu
5. Kemampuan guru
Perencanaan
yang sudah dibuat guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar berdasarkan
kurikulum yang telah ditetapkan, ternyata dalam pelaksanaannya tidak selalu
sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Untuk itu, guru dituntut mampu
menyesuaikan berdasarkan situasi dan kondisi yang dihadapi secara aktual dan
berkembang di lingkungan yang mempengaruhi terhadap kegiatan belajar mengajar.
Peristiwa yang berkembang secara aktual dalam proses belajar mengajar di kelas
memungkinkan guru melakukan penyesuaian yang bersifat transaksional dengan
faktor - faktor yang menentukan di dalam kegiatan belajar mengajar sehingga
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya, guru lebih kreatif untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Faktor
- faktor penentu aktualisasi peristiwa belajar mengajar tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Tujuan meliputi pengetahuan,
keterampilan, sikap, nilai yang ingin dicapai atau ditingkatkan sebagai hasil
kagiatan.
Guru sebelum melaksanakan kegiatan
mengajar perlu memperhatikan kemampuan apa yang akan diperoleh siswa setelah
menyelesaikan suatu pelajaran sehingga dalam praktiknya akan senantiasa mengacu
kepada tujuan yang telah dirumuskan baik secara tujuan nasional, kelembagaan,
kurikuler, maupun tujuan dari mata pelajaran yang akan disampaikannya.
2. Siswa meliputi usia, kemampuan,
minat, latar belakang, dan motivasi.
Karakteristik siswa yang mengikuti
pembelajaran perlu mendapat perhatian, hal ini berkaitan dengan pemberian layanan
apa yang tepat disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh siswa baik yang
bersifat fisik maupun psikis yang tidak lepas dari kebutuhan siswa untuk
megikuti kegiatan belajarnya di sekolah.
3. Pengajar meliputi filosofi,
kompetensi, kebiasaan, dan lain sebagainya.
Pengajar dalam hal ini guru merupakan
salah satu ujung tombak keberhasilan pendidikan, untuk itu potensi yang
dimilikinya harus senantiasa berkembang sehingga dalam melaksanakan tugas
pendidikan dapat berjalan sesuai dengan pandangan hidupnya yang bertumpu kepada
kemampuan diri sendiri secara maksimal dan menyenangkan.
4. Materi atau bahan mata pelajaran
yang berupa fakta, konsep keterampilan, dan lain sebagainya.
Sebagai program pengajaran yang harus
disampaikan oleh guru dan diterima siswa maka materi yang akan disajikan perlu
diperhatikan jenis dan bentuknya dalam hal ini perlu pengkajian lebih jauh
apakah materi yang disampaikan berupa materi inti atau materi pengembangan
sehingga dalam penyajiannya disesuaikan dengan sifat dari materi tersebut.
5. Ketersediaan alat atau dana
pengadaannya, dan waktu persiapan.
Keberhasilan proses pembelajaran
tidak terlepas dari sarana dan prasarana penunjang, dalam hal ini penyediaan
alat dan dana untuk memperoleh serta memeliharanya perlu mendapat perhatian
dari berbagai pihak, terutama yang berkaitan langsung dengan dunia pendidikan.
Untuk itu kerja sama antara pemerintah, pihak sekolah, dan orang tua sangat
diperlukan dalam menunjang proses keberhasilan pendidikan ini.
6. Besar kelas, besar dan jumlah
ruangan, dan jumlah jam pertemuan.
Keterbatasan daya tampung dan
perlunya pelayanan yang maksimal dari pihak penyelenggara sekolah tidak lepas
dari ketersediaan ruangan dan pengaturan jadwal kegiatan sehingga pengelolaan
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara teratur, efektif, dan efisien
sesuai dengan harapan semua pihak.
Selanjutnya perlu dipahami
bahwa semua proses kegiatan belajar mengajar di kelas tidak terlepas dari
proses keputusan yang diambil oleh guru ketika mempersiapkan ataupun ketika
melaksanakannya di kelas.
Banyak
hal yang dilakukan oleh guru yang berkaitan dengan pengambilan keputusan.
Dahulu keputusan yang diambil oleh para guru cenderung harus diambil atas dasar
pertimbangan jangka pendek, dari waktu ke waktu atau kejadian ke kejadian, yang
seringkali bersifat kebijaksanaan. Keputusan jangka pendek ataupun jangka
panjang menjadi semakin penting, baik sebelum pelajaran dimulai, selama
pelajaran dimulai, maupun setelah pelajaran berakhir.
Keputusan
situasional berkaitan dengan pembuatan keputusan yang dimuat oleh guru sebelum
pelajaran dimulai, sedangkan keputusan transaksional lebih menekankan pada
tindakan selama pelajaran berlangsung yang merupakan penyesuaian terhadap
situasi yang muncul dalam pelaksanaan belajar mengajar dengan mengaitkan pada
persiapan pelajaran yang telah dibuat oleh guru. Berikut ini contoh
keputusan situasional dan transaksional:
Contoh keputusan situasional:
Seorang guru bernama Ibu Reni merencanakan
pengajaran bidang studi IPA dengan pokok bahasan energi. Dalam pembuatan satuan
pelajaran dicantumkan tujuan pembelajaran khusus antara lain: siswa dapat
menjelaskan pengertian energi, menjelaskan bentuk perubahan energi, menyebutkan
2 contoh perubahan energi listrik menjadi energi cahaya dan energi listrik
menjadi energi panas. Kegiatan yang dirancang untuk siswa adalah membuat
praktik perubahan energi listrik menjadi energi cahaya secara berkelompok yang
dirancang untuk 30 orang siswa dengan membentuk 6 kelompok yang terdiri dari 5
orang siswa dengan peralatan baterai, 3 buah lampu senter kecil, seng, kabel,
dan kayu. Waktu yang disediakan adalah 2 jam pelajaran.
Contoh keputusan transaksioanal:
Berdasarkan persiapan yang telah
dibuat oleh Ibu Reni dalam perencanaan pengajaran bidang studi IPA dengan pokok
bahasan energi, ternyata ketika dibawa ke dalam situasi kelas pada peristiwa
belajar mengajar ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan rancangannya. Dalam
hal ini Ibu Reni perlu membuat penyesuaian dengan tidak menyimpang dari tujuan
kurikulum.
Misalnya dari perencanaan pengajaran
yang telah dibuat oleh Ibu Reni ternyata siswa yang hadir sejumlah 26 siswa,
dan lampu senter kecil yang dapat digunakan adalah 2 senter. Dalam kondisi
demikian Ibu Reni membuat keputusan untuk mengubah jumlah kelompok menjadi 5
yang terdiri dari 4 kelompok beranggotakan 5 orang, dan satu kelompok
beranggotakan 6 orang. Untuk mempermudah mencapai tujuan pembelajaran, guru
menyiapkan lembaran kerja yang harus dilakukan siswa saat praktik. Karena
keterbatasan alat, maka dua kelompok melakukan percobaan secara bergilir. Untuk
lebih memberikan tugas agar mereka mencobanya di rumah sesuai dengan
kelompoknya serta membuat laporan hasil percobaan.
Kesimpulan
Persiapan
yang dilakukan oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
kelas merupakan suatu keputusan situasional. Sedangkan kegiatan guru dalam
menyesuaikan kegiatan belajar - mengajar sesuai dengan situasi yang berkembang
di kelas merupakan suatu keputusan Transaksional.
Keputusan
situasional menyangkut keputusan tentang apa dan bagaimana pengajaran akan
diwujudkan berdasarkan analisis - situasi. Keputusan situasional diambil guru
ketika menysun persiapan tertulis dalam bentuk satuan pembelajaran.
Keputusan
Transaksional merupakan penyesuaian yang dilakukan oleh guru yang bekaitan
dengan pelaksanaan
dari keputusan situasionl berdasarkan umpan balik yang diperoleh dari interaksi
guru dengan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung.
Keputusan
transaksional diambil karena adanya perubahan situasi dan kondisi yang
berkembang dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Langganan:
Postingan (Atom)