Ilmu Berbagi

Santai dan Berpikir Apa yang Harus Dilakukan Sekarang

Minggu, 05 Mei 2019

Agar Ramadhan Lebih Bermakna

07.39.00



Assalamualaikum wrwb..
     Alhamdulillah… Kali ini admin akan membagikan ilmu yang admin dapatkan pada 4 mei 2019, ini admin dapatkan dari mengikuti “RINGTONE” atau Sharing at Handphone yang disampaikan oleh Ika F dengan tema “Agar Ramadhan Lebih Bermakna”.
    Gaessfillah, mungkin bagi sebagian orang Ramadhan hanyalah bulan biasa yang sedikit berbeda di rutinitas nya dengan makanan. Mungkin bagi sebagian orang Ramadhan hanyalah bulan yang harus di lalui untuk menunggu-nunggu waktu lebaran, mungkin bagi sebagian orang Ramadhan sebiasa itu.
Lalu bagaimana dengan kita? Benarkah kita merindukan Ramadhan?benarkan kita menanti-nanti datangnya dan sedih ketika berpisah dengannya? Apa yang membedakan orang benar-benar rindu dengan rindu yang palsu? Sederhana. Yaitu persiapan. Apa yang kita siapkan untuk menyambutnya.
     Sudah punya kah kita sederet target paket amal yang akan kita kejar fadhilahnya? Ketika amal wajib berpahala berganda lipat, ketika amalan sunnah di pahala kan setara yang wajib, ketika golongan penggoda di belenggu, kita ngapain aja?
     Akankah masih sama saja kuantitas dan kulitas amal kita? Padahal Allah telah hadirkan Ramadhan sebagai bulan tarbiyah, mengasah jiwa dan raga, untuk bertambah tunduk dan taat kepadaNya.
1 perintah Allah yang mungkin sudah sering sekali menyapa telinga kita, namun sudahkah ia menyentuh hati kita?
      “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu,agar kamu bertaqwa.”QS Al Baqoroh : 183
     Ada seruan khusus disitu, bahwa perintah ini hanya bisa di pahami oleh mereka yang beriman, untuk apa? Berpuasa. Agar apa? Mencapai taqwa. Pertanyaannya, sudah berapa banyak ramadhan yang kita lalui? Lalu kemana Taqwa? Padahal jelas,bahwa mukmin yang melalui Ramadhannya akan mencapai derajat muttaqin.
     Jika taqwa tak tergapai, bisa jadi yang bermasalah ada iman pelakunya, bisa jadi yang bermasalah adalah hati yang menjalaninya. Atau kemungkinan kedua, proses puasa nya lah yang bermasalah. Maka takarlah kita dimana, evaluasi penuh sederet  ramadhan yang sudah berlalu di belakang kita.
Dan persiapan apa yang harus kita punyai untuk melalui ramadhan kali ini agar berbeda dan lebih bermakna?
     Dalam buku Tazkiyatun Nafs nya Imam Al Ghazali, ada beberapa syarat yang harus kita penuhi agar nanti dapat mencapai kesempurnaan ber Ramadhan.

      1. Ghadhul Bashor (menundukkan pandangan)
      Terhadap apa? Bukan hanya pada lawan jenis, tapi pada setiap hal yang menyibukkan hati dan melalaikan dari mengingat Allah. Terhadap fashion misalnya klo akhwat mah, atau pada takjil, tundukkan pandangan. Meski ketika puasa cendol terasa cantik sekali, es campur terasa menggiurkan sekali, tapi tundukkan lah pandangan, tidak semua yang diinginkan harus dipenuhi. Inilah makna dan urgensi kenapa pandngan kita harus dibatasi. Karena tidak semua yang kita pandang, hati kita bisa bersabar atas itu. Kdg penyakit lisan berawal dari pandnagan yang jelalatan, hingga aib orang yang kecil pun tampak dan lisan tak bisa bersabar untuk tidak berkomentar. Tundukkan pandangan. Pada yang bersileweran di medsos misalnya, dr mulai mukena, kue lapis, sampai toples lebaran. Atau bahkan, uninstall aja media media yang membuat waktu kita terbuang sia-sia, uninstall IG, FB, dsb. Atau games misalnya yang ikhwan ni kan? Ngabuburitnya dengan games, hhmm.. apa yang kita harapkan dari itu? Syafaat? Jelas tidak akan, itu buang2 waktu, jadi tahan tahan syahwatnya terhadap games, ganti dengan tilawah qu'ran.
       2. Menjaga Lisan, dari semua penyakit lisan dan Mengendalikannya dengan diam dan menyibukkan dengan dzikrullah dan tilawah. 
      “Dua hal yang dapat merusak puasa, yaitu ghibah dan dusta.” – Mujahid
      “...Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah...“ QS Al Hujurat : 12
Ghibah di samakan kondisinya dengan orang yang memakan daging saudara yang sudah mati, alias bangkai. Tau bangkai? Daging busuk, berbelatung, bernanah, bau dan menjijikan?
Berbuka dengan air putih yang halal saja membatalkan puasa, lalu bagaimana jika memakan yang haram serupa bangkai.
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah...” QS Al Maidah : 3
Dan juga penyakit2 lisan yang lainnya, klo di era skrg mungkin setara dengan penyakit jempol ketika posting-posting, iya kan? Maka jaga lah, batasi postingan pada hal yang bermanfaat saja, fokus pada target apa yang ingin kita kejar.
      3. Menahan Pendengaran
            Apa yang haram di ucapkan maka haram juga untuk didengar, maka menjadi pendengar dari suatu forum ghibah juga dilarang, meski ga ikutan. Contoh : standbye depan channel TV yang isi nya sampah semua, lalu mulai lah nanti lisan kita juga ikut berkomentar pada gosip2 yang yang ditayangkan. Jangan sampai lisan kita berdosa padahal tangan kita tak melakukannya. Atau mendengar musik-musik jahiliyah padahal waktunya bisa diisi tilawah atau dengar ceramah. Cermatlah dalam memilih. Siapkan memang perabotan utk alam kubur kita, penerang nya mau berapa watt, teman nya mau serame apa, tentukan sekarang. Krn musik-musik yang kita dengar itu tak mungkin menjadi syafaat diakhirat. So, kenapa kita harus berinteraksi dg mereka?
      4. Tidak memperbanyak makanan halal
       Lalu, makan makanan haram? Tentu tidak, bukan itu kesimpulannya, kesimpulannya adalah jika makanan halal saja di larang berlebihan apalagi makanan haram. Tidak memperbanyak makanan halal disini maksudnya adalah pada saat berbuka. Karena tujuan puasa adalah pengosongan dan menundukkan hawa nafsu untuk memperkuat jiwa mencapai taqwa.
Jika kita sudah lemahkan syahwat kita seharian berpuasa , lalu malamnya kita puaskan lagi ia dengan banyak makan, maka wajar kita tak bergairah melakukan ketaatan-ketaatan lain di malamnya, tarawihnya begah, tilawahnya ngantuk, tahajudnya lalai, sahurnya dekat subuh, subuhnya kesiangan, lalu  tidur sepanjang siang. Lah? Kalo gitu, dimana taqwa?
Karena  esensi dan rahasia puasa adalah melemahkan berbagai kekuatan yang menjadi sarana syetan untuk kembali kepada keburukan. Dan hal ini tidak akan tercapai kecuali dengan pengurangan makanan. Bahkan diantara adab nya adalah tidak memperbanyak tidur siang agar merasakan lapar dan dahaga, dan lemahnya kekuatan. Jadi ikhwahfillah , puasa tidak sama dengan reschedule makan. Puasa itu mengurangi makanan, bukan sekedar mengubah jadwal makan.
Dan yang terakhir, Setelah berbuka hati terguncang dan tergantung antara cemas dan harap. Jadi gaes, berbuka bukanlah akhir dr segalanya. Hati terguncang dan cemas mengkhawatirkan apakah puasanya diterima atau tidak seharian menahan dahaga. Maka kita tetap harus selalu bersimpuh memohon agar Allah membuka kan pintu penerimaan amal dari amal-amal yang telah kita lakukan.
“Berapa banyak orang yang berpuasa, tetapi ia tidak mendapatkan dari puasanya kecuali lapar dan dahaga.” HR Ibnu Majah
Demikian beberapa hal yang harus kita jaga , agar ramadhan kita tak berlalu sia-sia. Karena bagi kita ramadhan adalah perang dengansyahwat saja, sedang Rasulullah dan sahabatnya melalui ramadhan mereka dengan perang, perang beneran.  rakyat kita, indonesia juga pernah melalui ramadhan dengan perjuangan memerdekan bangsa dari penjajah. So, berbenahlah, desain lah ramadhan kita seindah mungkin dan sedisiplin mungkin, tegaslah terhadap diri..
“Sesungguhnya Allah menjadikan bulan Ramadhan sebagai perlombaan melakukan ketaatan, ada yang berlomba hingga menang, dan ada pula yang tertinggal lalu menyesal. Tetapi yang sangat mengherankan adalah pemain yang tertawa-tawa disaat yang lain berpacu meraih kemenangan.”
Hasan Al Bashri

Sekian yang dapat admin bagikan pada postingan kali ini, semoga bermanfaat. Terima kasih sudah berkunjung.
Wasalamualaikum wrwb..

Sabtu, 04 Mei 2019

Contact Us

20.37.00
Jika ada yang perlu secara pribadi bisa langsung kirim pesan melalui
gmail : madasoku09@gmail.com
Note: Pesan yang penting saja ya...gak harus lewat gmail....lewat komentar langsung juga gpp.

About

17.28.00
     Blog yang dibuat atas dasar untuk berbagi pengetahuan tentang sesuatu hal, baik itu pengalaman, pelajaran sekolah, pelajaran kuliah, tutorial dan lain-lain. Walaupun sederhana, penulis berharap postingan-postingan yang ada diblog ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terakhir penulis mengucapkan terima kasih karena telah berkunjung. Semoga penulis dapat terus membagikan pengetahuan, tidak hanya penulis, pembaca juga dapat menyisipkan pengetahuannya, kritik, saran, request pada kolom komentar.

Jumat, 03 Mei 2019

Akal dan Nafsu

23.12.00
     Kali ini admin akan sedikit membahas tentang akal dan nafsu.....
     Mungkin sudah tidak asing bagi kebanyakan orang terkait dengan "Akal" dan "Nafsu". Kenapa begitu? Tentu saja dikarenakan setiap manusia dianugerahkan akal dan nafsu, berbeda dengan hewan dan malaikat. Yang dimana hewan hanya memiliki nafsu. Seharusnya kita sebagai makhluk ciptaan yang paling sempurna selalu bersyukur, namun tidak menuntut kemungkinan kebanyakan dari manusia kurang bersyukur.
   
     Seperti yang admin tulis sebelumnya, hewan hanya memiliki nafsu, dimana mereka hanya melakukan sesuatu atas keinginan untuk memuaskan diri. Contohnya saat mereka lapar, mereka tentu mencari makanan untuk dimakan tanpa memikirkan apakah cara mereka untuk mendapatkan makanan itu adalah cara yang baik atau buruk. Bisa saja mereka lakukan dengan cara mencuri atau cara buruk lainnya, bahkan mereka sering kali tidak memperdulikan keselamatan dalam artian yang penting keinginan untuk memuaskan rasa lapar teratasi walaupun bisa saja hal tersebut berdampak pada keselamatan mereka. Seperti istilah serigala yang menjilati mata pisau, lama kelamaan mereka akan semakin lemas karena kehilangan darah dan mati.
     Adanya hewan seharusnya membuat manusia belajar dan memahami bahwa manusia diciptakan dengan banyak kelebihan. Jangan bertindak hanya menurut nafsu saja, melainkan dipikirkan kembali apakah dampak yang didapat apabila mengikuti nafsu tersebut (self reminder). Walaupun demikian, pastinya sulit untuk tidak mengikuti nafsu.
     Adanya akal membuat manusia mempunyai cita-cita, harapan, keinginan yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Dengan kelebihan akal seharusnya manusia dapat memilah mana yang baik atau yang buruk. Namun mungkin kebanyakan orang tidak menggunakan akalnya dalam melakukan atau mengerjakan sesuatu. Tentunya akal yang admin maksud di postingan kali ini adalah akal yang digunakan untuk memilah baik atau buruknya untuk diakhirat. Jika seseorang menggunakan akalnya pastilah seseorang tersebut selalu melakukan hal-hal yang bermanfaat sebagai bekal untuk diakhirat. Berbeda dengan orang yang hanya mengikuti nafsunya, yang penting keinginannya tercapai walaupun cara untuk mencapai keinginan tersebut dengan cara yang buruk.
     Akal dan nafsu tidak dapat dipisahkan dari manusia biasa. Akal dan nafsu memiliki peran masing-masing bagi kehidupan manusia. Kalau tidak begitu mungkin bisa dibuat pertanyaan "kenapa manusia diciptakan dengan akal dan nafsu?". Namun didunia ini (bumi) tentunya ada yang menggunakan akalnya untuk berpikir tentang sesuatu dan ada yang tidak dapat menggunakan akal atau logika. Di dunia ini sudah banyak sekali yang 'misteri' yang tidak dapat dijelaskan dengan akal sehat atau logika manusia. Karena batasan tersebut sebaiknya manusia tidak membingungkan hal tersebut. Kenapa? Ya karena yang pasti kita hanya makhluk ciptaan, ada batasan akal utnuk memahami sesuatu. Walaupun dengan mengikuti akal atau berpikir positif terhadap sesuatu tersebut sebenarnya sudah bisa dibilang menggunakan akalnya.
     Mungkin cukup sampai disini saja admin membahas tentang akal dan nafsu, masih banyak lagi bacaan yang membahas akal dan nafsu. Intinya adalah kita sebagai manusia yang memiliki akal dan nafsu seharusnya bersyukur dan sudah dapat memilah mana yang baik atau yang buruk sehingga hidup kita dapat disibukkan dengan melakukan hal-hal yang baik. Penentuan baik buruknya seseorang bukanlah dari manusia, jadi tetaplah selalu melakukan perbuatan yang bermanfaat didunia yang sementara ini untuk bekal diakhirat nanti.
     Terima Kasih sudah berkunjung :)

Selasa, 16 Oktober 2018

Keputusan Situasional dan Transaksional

09.00.00

            Dalam menerapkan suatu kompetensi (program belajar mengajar), diperlukan lebih dari sekedar keterampilan. Pelaksanaan proses belajar mengajar di dalam satu jam pertemuan memerlukan pengetahuan dan sikap tertentu. Di samping keterampilan teknis, aspek - aspek kepribadian lainnya seperti nilai - nilai dan temperamen berpengaruh terhadap suatu kompetensi. Bahkan seorang guru di dalam kesempatan yang berbeda mungkin menerapkan sesuatu perilaku mengajar secara bervariasi sesuai dengan tujuan, bahan pelajaran, peralatan, dan terlebih lagi siswa yang bervariasi.
            Untuk mewujudkan seperangkat pengalaman belajar, seorang guru perlu mengambil keputusan - keputusan tentang apa dan bagaimana pengalaman belajar yang dimaksud akan diwujudkan, berdasarkan analisis situasi, antara lain berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, bahan yang akan disampaikan, waktu serta fasilitas yang tersedia dan perilaku bawaan (entry behavior) para siswa sehingga tersusunlah suatu rencana persiapan mengajar. Keputusan yang diambil guru ketika merancanag semua ini disebut dengan keputusan transaksional.           
            Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar seorang guru membuat perencanaan pengajaran yang bersifat situasional berdasarkan:
1.  Identifikasi kebutuhan - kebutuhan dan minat - minat siswa
2.  Tujuan - tujuan performan siswa
3.  Karakteristik materi
4.  Ketersediaan fasilitas serta ruang dan waktu
5.  Kemampuan guru
           
            Perencanaan yang sudah dibuat guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan, ternyata dalam pelaksanaannya tidak selalu sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Untuk itu, guru dituntut mampu menyesuaikan berdasarkan situasi dan kondisi yang dihadapi secara aktual dan berkembang di lingkungan yang mempengaruhi terhadap kegiatan belajar mengajar. Peristiwa yang berkembang secara aktual dalam proses belajar mengajar di kelas memungkinkan guru melakukan penyesuaian yang bersifat transaksional dengan faktor - faktor yang menentukan di dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya, guru lebih kreatif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

            Faktor - faktor penentu aktualisasi peristiwa belajar mengajar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.  Tujuan meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai yang ingin dicapai atau ditingkatkan sebagai hasil kagiatan.
            Guru sebelum melaksanakan kegiatan mengajar perlu memperhatikan kemampuan apa yang akan diperoleh siswa setelah menyelesaikan suatu pelajaran sehingga dalam praktiknya akan senantiasa mengacu kepada tujuan yang telah dirumuskan baik secara tujuan nasional, kelembagaan, kurikuler, maupun tujuan dari mata pelajaran yang akan disampaikannya.
2.  Siswa meliputi usia, kemampuan, minat, latar belakang, dan motivasi.
            Karakteristik siswa yang mengikuti pembelajaran perlu mendapat perhatian, hal ini berkaitan dengan pemberian layanan apa yang tepat disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh siswa baik yang bersifat fisik maupun psikis yang tidak lepas dari kebutuhan siswa untuk megikuti kegiatan belajarnya di sekolah.
3.  Pengajar meliputi filosofi, kompetensi, kebiasaan, dan lain sebagainya.
            Pengajar dalam hal ini guru merupakan salah satu ujung tombak keberhasilan pendidikan, untuk itu potensi yang dimilikinya harus senantiasa berkembang sehingga dalam melaksanakan tugas pendidikan dapat berjalan sesuai dengan pandangan hidupnya yang bertumpu kepada kemampuan diri sendiri secara maksimal dan menyenangkan.
4.  Materi atau bahan mata pelajaran yang berupa fakta, konsep keterampilan, dan lain sebagainya.
            Sebagai program pengajaran yang harus disampaikan oleh guru dan diterima siswa maka materi yang akan disajikan perlu diperhatikan jenis dan bentuknya dalam hal ini perlu pengkajian lebih jauh apakah materi yang disampaikan berupa materi inti atau materi pengembangan sehingga dalam penyajiannya disesuaikan dengan sifat dari materi tersebut.
5.  Ketersediaan alat atau dana pengadaannya, dan waktu persiapan.
            Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari sarana dan prasarana penunjang, dalam hal ini penyediaan alat dan dana untuk memperoleh serta memeliharanya perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak, terutama yang berkaitan langsung dengan dunia pendidikan. Untuk itu kerja sama antara pemerintah, pihak sekolah, dan orang tua sangat diperlukan dalam menunjang proses keberhasilan pendidikan ini.
6.  Besar kelas, besar dan jumlah ruangan, dan jumlah jam pertemuan.
            Keterbatasan daya tampung dan perlunya pelayanan yang maksimal dari pihak penyelenggara sekolah tidak lepas dari ketersediaan ruangan dan pengaturan jadwal kegiatan sehingga pengelolaan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara teratur, efektif, dan efisien sesuai dengan harapan semua pihak.
           
           
            Selanjutnya perlu dipahami bahwa semua proses kegiatan belajar mengajar di kelas tidak terlepas dari proses keputusan yang diambil oleh guru ketika mempersiapkan ataupun ketika melaksanakannya di kelas.
            Banyak hal yang dilakukan oleh guru yang berkaitan dengan pengambilan keputusan. Dahulu keputusan yang diambil oleh para guru cenderung harus diambil atas dasar pertimbangan jangka pendek, dari waktu ke waktu atau kejadian ke kejadian, yang seringkali bersifat kebijaksanaan. Keputusan jangka pendek ataupun jangka panjang menjadi semakin penting, baik sebelum pelajaran dimulai, selama pelajaran dimulai, maupun setelah pelajaran berakhir.
            Keputusan situasional berkaitan dengan pembuatan keputusan yang dimuat oleh guru sebelum pelajaran dimulai, sedangkan keputusan transaksional lebih menekankan pada tindakan selama pelajaran berlangsung yang merupakan penyesuaian terhadap situasi yang muncul dalam pelaksanaan belajar mengajar dengan mengaitkan pada persiapan pelajaran yang telah dibuat oleh  guru. Berikut ini contoh keputusan situasional dan transaksional:
Contoh keputusan situasional:
            Seorang guru bernama Ibu Reni merencanakan pengajaran bidang studi IPA dengan pokok bahasan energi. Dalam pembuatan satuan pelajaran dicantumkan tujuan pembelajaran khusus antara lain: siswa dapat menjelaskan pengertian energi, menjelaskan bentuk perubahan energi, menyebutkan 2 contoh perubahan energi listrik menjadi energi cahaya dan energi listrik menjadi energi panas. Kegiatan yang dirancang untuk siswa adalah membuat praktik perubahan energi listrik menjadi energi cahaya secara berkelompok yang dirancang untuk 30 orang siswa dengan membentuk 6 kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa dengan peralatan baterai, 3 buah lampu senter kecil, seng, kabel, dan kayu. Waktu yang disediakan adalah 2 jam pelajaran.
Contoh keputusan transaksioanal:
            Berdasarkan persiapan yang telah dibuat oleh Ibu Reni dalam perencanaan pengajaran bidang studi IPA dengan pokok bahasan energi, ternyata ketika dibawa ke dalam situasi kelas pada peristiwa belajar mengajar ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan rancangannya. Dalam hal ini Ibu Reni perlu membuat penyesuaian dengan tidak menyimpang dari tujuan kurikulum.
            Misalnya dari perencanaan pengajaran yang telah dibuat oleh Ibu Reni ternyata siswa yang hadir sejumlah 26 siswa, dan lampu senter kecil yang dapat digunakan adalah 2 senter. Dalam kondisi demikian Ibu Reni membuat keputusan untuk mengubah jumlah kelompok menjadi 5 yang terdiri dari 4 kelompok beranggotakan 5 orang, dan satu kelompok beranggotakan 6 orang. Untuk mempermudah mencapai tujuan pembelajaran, guru menyiapkan lembaran kerja yang harus dilakukan siswa saat praktik. Karena keterbatasan alat, maka dua kelompok melakukan percobaan secara bergilir. Untuk lebih memberikan tugas agar mereka mencobanya di rumah sesuai dengan kelompoknya serta membuat laporan hasil percobaan.

            Dari uraian dan contoh di atas, maka dapat dipahami bahwa persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu keputusan situasional. Sedangkan kegiatan guru dalam menyesuaikan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang berkembang di kelas merupakan suatu keputusan transaksional.

Kesimpulan

            Persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu keputusan situasional. Sedangkan kegiatan guru dalam menyesuaikan kegiatan belajar - mengajar sesuai dengan situasi yang berkembang di kelas merupakan suatu keputusan Transaksional.
            Keputusan situasional menyangkut keputusan tentang apa dan bagaimana pengajaran akan diwujudkan berdasarkan analisis - situasi. Keputusan situasional diambil guru ketika menysun persiapan tertulis dalam bentuk satuan pembelajaran.
            Keputusan Transaksional merupakan penyesuaian yang dilakukan oleh guru yang bekaitan dengan pelaksanaan dari keputusan situasionl berdasarkan umpan balik yang diperoleh dari interaksi guru dengan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung.
            Keputusan transaksional diambil karena adanya perubahan situasi dan kondisi yang berkembang dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.