Dalam
menerapkan suatu kompetensi (program belajar mengajar), diperlukan lebih dari
sekedar keterampilan. Pelaksanaan proses belajar mengajar di dalam satu jam pertemuan
memerlukan pengetahuan dan sikap tertentu. Di samping keterampilan teknis,
aspek - aspek kepribadian lainnya seperti nilai - nilai dan temperamen
berpengaruh terhadap suatu kompetensi. Bahkan seorang guru di dalam kesempatan
yang berbeda mungkin menerapkan sesuatu perilaku mengajar secara bervariasi
sesuai dengan tujuan, bahan pelajaran, peralatan, dan terlebih lagi siswa yang
bervariasi.
Untuk
mewujudkan seperangkat pengalaman belajar, seorang guru perlu mengambil
keputusan - keputusan tentang apa dan bagaimana pengalaman belajar yang
dimaksud akan diwujudkan, berdasarkan analisis situasi, antara lain berdasarkan
tujuan yang ingin dicapai, bahan yang akan disampaikan, waktu serta fasilitas
yang tersedia dan perilaku bawaan (entry behavior) para siswa
sehingga tersusunlah suatu rencana persiapan mengajar. Keputusan yang diambil
guru ketika merancanag semua ini disebut dengan keputusan
transaksional.
Dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar seorang guru membuat perencanaan pengajaran
yang bersifat situasional berdasarkan:
1. Identifikasi kebutuhan -
kebutuhan dan minat - minat siswa
2. Tujuan - tujuan performan siswa
3. Karakteristik materi
4. Ketersediaan fasilitas serta
ruang dan waktu
5. Kemampuan guru
Perencanaan
yang sudah dibuat guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar berdasarkan
kurikulum yang telah ditetapkan, ternyata dalam pelaksanaannya tidak selalu
sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Untuk itu, guru dituntut mampu
menyesuaikan berdasarkan situasi dan kondisi yang dihadapi secara aktual dan
berkembang di lingkungan yang mempengaruhi terhadap kegiatan belajar mengajar.
Peristiwa yang berkembang secara aktual dalam proses belajar mengajar di kelas
memungkinkan guru melakukan penyesuaian yang bersifat transaksional dengan
faktor - faktor yang menentukan di dalam kegiatan belajar mengajar sehingga
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya, guru lebih kreatif untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Faktor
- faktor penentu aktualisasi peristiwa belajar mengajar tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Tujuan meliputi pengetahuan,
keterampilan, sikap, nilai yang ingin dicapai atau ditingkatkan sebagai hasil
kagiatan.
Guru sebelum melaksanakan kegiatan
mengajar perlu memperhatikan kemampuan apa yang akan diperoleh siswa setelah
menyelesaikan suatu pelajaran sehingga dalam praktiknya akan senantiasa mengacu
kepada tujuan yang telah dirumuskan baik secara tujuan nasional, kelembagaan,
kurikuler, maupun tujuan dari mata pelajaran yang akan disampaikannya.
2. Siswa meliputi usia, kemampuan,
minat, latar belakang, dan motivasi.
Karakteristik siswa yang mengikuti
pembelajaran perlu mendapat perhatian, hal ini berkaitan dengan pemberian layanan
apa yang tepat disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh siswa baik yang
bersifat fisik maupun psikis yang tidak lepas dari kebutuhan siswa untuk
megikuti kegiatan belajarnya di sekolah.
3. Pengajar meliputi filosofi,
kompetensi, kebiasaan, dan lain sebagainya.
Pengajar dalam hal ini guru merupakan
salah satu ujung tombak keberhasilan pendidikan, untuk itu potensi yang
dimilikinya harus senantiasa berkembang sehingga dalam melaksanakan tugas
pendidikan dapat berjalan sesuai dengan pandangan hidupnya yang bertumpu kepada
kemampuan diri sendiri secara maksimal dan menyenangkan.
4. Materi atau bahan mata pelajaran
yang berupa fakta, konsep keterampilan, dan lain sebagainya.
Sebagai program pengajaran yang harus
disampaikan oleh guru dan diterima siswa maka materi yang akan disajikan perlu
diperhatikan jenis dan bentuknya dalam hal ini perlu pengkajian lebih jauh
apakah materi yang disampaikan berupa materi inti atau materi pengembangan
sehingga dalam penyajiannya disesuaikan dengan sifat dari materi tersebut.
5. Ketersediaan alat atau dana
pengadaannya, dan waktu persiapan.
Keberhasilan proses pembelajaran
tidak terlepas dari sarana dan prasarana penunjang, dalam hal ini penyediaan
alat dan dana untuk memperoleh serta memeliharanya perlu mendapat perhatian
dari berbagai pihak, terutama yang berkaitan langsung dengan dunia pendidikan.
Untuk itu kerja sama antara pemerintah, pihak sekolah, dan orang tua sangat
diperlukan dalam menunjang proses keberhasilan pendidikan ini.
6. Besar kelas, besar dan jumlah
ruangan, dan jumlah jam pertemuan.
Keterbatasan daya tampung dan
perlunya pelayanan yang maksimal dari pihak penyelenggara sekolah tidak lepas
dari ketersediaan ruangan dan pengaturan jadwal kegiatan sehingga pengelolaan
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara teratur, efektif, dan efisien
sesuai dengan harapan semua pihak.
Selanjutnya perlu dipahami
bahwa semua proses kegiatan belajar mengajar di kelas tidak terlepas dari
proses keputusan yang diambil oleh guru ketika mempersiapkan ataupun ketika
melaksanakannya di kelas.
Banyak
hal yang dilakukan oleh guru yang berkaitan dengan pengambilan keputusan.
Dahulu keputusan yang diambil oleh para guru cenderung harus diambil atas dasar
pertimbangan jangka pendek, dari waktu ke waktu atau kejadian ke kejadian, yang
seringkali bersifat kebijaksanaan. Keputusan jangka pendek ataupun jangka
panjang menjadi semakin penting, baik sebelum pelajaran dimulai, selama
pelajaran dimulai, maupun setelah pelajaran berakhir.
Keputusan
situasional berkaitan dengan pembuatan keputusan yang dimuat oleh guru sebelum
pelajaran dimulai, sedangkan keputusan transaksional lebih menekankan pada
tindakan selama pelajaran berlangsung yang merupakan penyesuaian terhadap
situasi yang muncul dalam pelaksanaan belajar mengajar dengan mengaitkan pada
persiapan pelajaran yang telah dibuat oleh guru. Berikut ini contoh
keputusan situasional dan transaksional:
Contoh keputusan situasional:
Seorang guru bernama Ibu Reni merencanakan
pengajaran bidang studi IPA dengan pokok bahasan energi. Dalam pembuatan satuan
pelajaran dicantumkan tujuan pembelajaran khusus antara lain: siswa dapat
menjelaskan pengertian energi, menjelaskan bentuk perubahan energi, menyebutkan
2 contoh perubahan energi listrik menjadi energi cahaya dan energi listrik
menjadi energi panas. Kegiatan yang dirancang untuk siswa adalah membuat
praktik perubahan energi listrik menjadi energi cahaya secara berkelompok yang
dirancang untuk 30 orang siswa dengan membentuk 6 kelompok yang terdiri dari 5
orang siswa dengan peralatan baterai, 3 buah lampu senter kecil, seng, kabel,
dan kayu. Waktu yang disediakan adalah 2 jam pelajaran.
Contoh keputusan transaksioanal:
Berdasarkan persiapan yang telah
dibuat oleh Ibu Reni dalam perencanaan pengajaran bidang studi IPA dengan pokok
bahasan energi, ternyata ketika dibawa ke dalam situasi kelas pada peristiwa
belajar mengajar ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan rancangannya. Dalam
hal ini Ibu Reni perlu membuat penyesuaian dengan tidak menyimpang dari tujuan
kurikulum.
Misalnya dari perencanaan pengajaran
yang telah dibuat oleh Ibu Reni ternyata siswa yang hadir sejumlah 26 siswa,
dan lampu senter kecil yang dapat digunakan adalah 2 senter. Dalam kondisi
demikian Ibu Reni membuat keputusan untuk mengubah jumlah kelompok menjadi 5
yang terdiri dari 4 kelompok beranggotakan 5 orang, dan satu kelompok
beranggotakan 6 orang. Untuk mempermudah mencapai tujuan pembelajaran, guru
menyiapkan lembaran kerja yang harus dilakukan siswa saat praktik. Karena
keterbatasan alat, maka dua kelompok melakukan percobaan secara bergilir. Untuk
lebih memberikan tugas agar mereka mencobanya di rumah sesuai dengan
kelompoknya serta membuat laporan hasil percobaan.
Kesimpulan
Persiapan
yang dilakukan oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
kelas merupakan suatu keputusan situasional. Sedangkan kegiatan guru dalam
menyesuaikan kegiatan belajar - mengajar sesuai dengan situasi yang berkembang
di kelas merupakan suatu keputusan Transaksional.
Keputusan
situasional menyangkut keputusan tentang apa dan bagaimana pengajaran akan
diwujudkan berdasarkan analisis - situasi. Keputusan situasional diambil guru
ketika menysun persiapan tertulis dalam bentuk satuan pembelajaran.
Keputusan
Transaksional merupakan penyesuaian yang dilakukan oleh guru yang bekaitan
dengan pelaksanaan
dari keputusan situasionl berdasarkan umpan balik yang diperoleh dari interaksi
guru dengan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung.
Keputusan
transaksional diambil karena adanya perubahan situasi dan kondisi yang
berkembang dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar