Santai dan Berpikir Apa yang Harus Dilakukan Sekarang

Selasa, 16 Oktober 2018

Keputusan Situasional dan Transaksional


            Dalam menerapkan suatu kompetensi (program belajar mengajar), diperlukan lebih dari sekedar keterampilan. Pelaksanaan proses belajar mengajar di dalam satu jam pertemuan memerlukan pengetahuan dan sikap tertentu. Di samping keterampilan teknis, aspek - aspek kepribadian lainnya seperti nilai - nilai dan temperamen berpengaruh terhadap suatu kompetensi. Bahkan seorang guru di dalam kesempatan yang berbeda mungkin menerapkan sesuatu perilaku mengajar secara bervariasi sesuai dengan tujuan, bahan pelajaran, peralatan, dan terlebih lagi siswa yang bervariasi.
            Untuk mewujudkan seperangkat pengalaman belajar, seorang guru perlu mengambil keputusan - keputusan tentang apa dan bagaimana pengalaman belajar yang dimaksud akan diwujudkan, berdasarkan analisis situasi, antara lain berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, bahan yang akan disampaikan, waktu serta fasilitas yang tersedia dan perilaku bawaan (entry behavior) para siswa sehingga tersusunlah suatu rencana persiapan mengajar. Keputusan yang diambil guru ketika merancanag semua ini disebut dengan keputusan transaksional.           
            Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar seorang guru membuat perencanaan pengajaran yang bersifat situasional berdasarkan:
1.  Identifikasi kebutuhan - kebutuhan dan minat - minat siswa
2.  Tujuan - tujuan performan siswa
3.  Karakteristik materi
4.  Ketersediaan fasilitas serta ruang dan waktu
5.  Kemampuan guru
           
            Perencanaan yang sudah dibuat guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan, ternyata dalam pelaksanaannya tidak selalu sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Untuk itu, guru dituntut mampu menyesuaikan berdasarkan situasi dan kondisi yang dihadapi secara aktual dan berkembang di lingkungan yang mempengaruhi terhadap kegiatan belajar mengajar. Peristiwa yang berkembang secara aktual dalam proses belajar mengajar di kelas memungkinkan guru melakukan penyesuaian yang bersifat transaksional dengan faktor - faktor yang menentukan di dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya, guru lebih kreatif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

            Faktor - faktor penentu aktualisasi peristiwa belajar mengajar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.  Tujuan meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai yang ingin dicapai atau ditingkatkan sebagai hasil kagiatan.
            Guru sebelum melaksanakan kegiatan mengajar perlu memperhatikan kemampuan apa yang akan diperoleh siswa setelah menyelesaikan suatu pelajaran sehingga dalam praktiknya akan senantiasa mengacu kepada tujuan yang telah dirumuskan baik secara tujuan nasional, kelembagaan, kurikuler, maupun tujuan dari mata pelajaran yang akan disampaikannya.
2.  Siswa meliputi usia, kemampuan, minat, latar belakang, dan motivasi.
            Karakteristik siswa yang mengikuti pembelajaran perlu mendapat perhatian, hal ini berkaitan dengan pemberian layanan apa yang tepat disesuaikan dengan potensi yang dimiliki oleh siswa baik yang bersifat fisik maupun psikis yang tidak lepas dari kebutuhan siswa untuk megikuti kegiatan belajarnya di sekolah.
3.  Pengajar meliputi filosofi, kompetensi, kebiasaan, dan lain sebagainya.
            Pengajar dalam hal ini guru merupakan salah satu ujung tombak keberhasilan pendidikan, untuk itu potensi yang dimilikinya harus senantiasa berkembang sehingga dalam melaksanakan tugas pendidikan dapat berjalan sesuai dengan pandangan hidupnya yang bertumpu kepada kemampuan diri sendiri secara maksimal dan menyenangkan.
4.  Materi atau bahan mata pelajaran yang berupa fakta, konsep keterampilan, dan lain sebagainya.
            Sebagai program pengajaran yang harus disampaikan oleh guru dan diterima siswa maka materi yang akan disajikan perlu diperhatikan jenis dan bentuknya dalam hal ini perlu pengkajian lebih jauh apakah materi yang disampaikan berupa materi inti atau materi pengembangan sehingga dalam penyajiannya disesuaikan dengan sifat dari materi tersebut.
5.  Ketersediaan alat atau dana pengadaannya, dan waktu persiapan.
            Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari sarana dan prasarana penunjang, dalam hal ini penyediaan alat dan dana untuk memperoleh serta memeliharanya perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak, terutama yang berkaitan langsung dengan dunia pendidikan. Untuk itu kerja sama antara pemerintah, pihak sekolah, dan orang tua sangat diperlukan dalam menunjang proses keberhasilan pendidikan ini.
6.  Besar kelas, besar dan jumlah ruangan, dan jumlah jam pertemuan.
            Keterbatasan daya tampung dan perlunya pelayanan yang maksimal dari pihak penyelenggara sekolah tidak lepas dari ketersediaan ruangan dan pengaturan jadwal kegiatan sehingga pengelolaan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara teratur, efektif, dan efisien sesuai dengan harapan semua pihak.
           
           
            Selanjutnya perlu dipahami bahwa semua proses kegiatan belajar mengajar di kelas tidak terlepas dari proses keputusan yang diambil oleh guru ketika mempersiapkan ataupun ketika melaksanakannya di kelas.
            Banyak hal yang dilakukan oleh guru yang berkaitan dengan pengambilan keputusan. Dahulu keputusan yang diambil oleh para guru cenderung harus diambil atas dasar pertimbangan jangka pendek, dari waktu ke waktu atau kejadian ke kejadian, yang seringkali bersifat kebijaksanaan. Keputusan jangka pendek ataupun jangka panjang menjadi semakin penting, baik sebelum pelajaran dimulai, selama pelajaran dimulai, maupun setelah pelajaran berakhir.
            Keputusan situasional berkaitan dengan pembuatan keputusan yang dimuat oleh guru sebelum pelajaran dimulai, sedangkan keputusan transaksional lebih menekankan pada tindakan selama pelajaran berlangsung yang merupakan penyesuaian terhadap situasi yang muncul dalam pelaksanaan belajar mengajar dengan mengaitkan pada persiapan pelajaran yang telah dibuat oleh  guru. Berikut ini contoh keputusan situasional dan transaksional:
Contoh keputusan situasional:
            Seorang guru bernama Ibu Reni merencanakan pengajaran bidang studi IPA dengan pokok bahasan energi. Dalam pembuatan satuan pelajaran dicantumkan tujuan pembelajaran khusus antara lain: siswa dapat menjelaskan pengertian energi, menjelaskan bentuk perubahan energi, menyebutkan 2 contoh perubahan energi listrik menjadi energi cahaya dan energi listrik menjadi energi panas. Kegiatan yang dirancang untuk siswa adalah membuat praktik perubahan energi listrik menjadi energi cahaya secara berkelompok yang dirancang untuk 30 orang siswa dengan membentuk 6 kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa dengan peralatan baterai, 3 buah lampu senter kecil, seng, kabel, dan kayu. Waktu yang disediakan adalah 2 jam pelajaran.
Contoh keputusan transaksioanal:
            Berdasarkan persiapan yang telah dibuat oleh Ibu Reni dalam perencanaan pengajaran bidang studi IPA dengan pokok bahasan energi, ternyata ketika dibawa ke dalam situasi kelas pada peristiwa belajar mengajar ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan rancangannya. Dalam hal ini Ibu Reni perlu membuat penyesuaian dengan tidak menyimpang dari tujuan kurikulum.
            Misalnya dari perencanaan pengajaran yang telah dibuat oleh Ibu Reni ternyata siswa yang hadir sejumlah 26 siswa, dan lampu senter kecil yang dapat digunakan adalah 2 senter. Dalam kondisi demikian Ibu Reni membuat keputusan untuk mengubah jumlah kelompok menjadi 5 yang terdiri dari 4 kelompok beranggotakan 5 orang, dan satu kelompok beranggotakan 6 orang. Untuk mempermudah mencapai tujuan pembelajaran, guru menyiapkan lembaran kerja yang harus dilakukan siswa saat praktik. Karena keterbatasan alat, maka dua kelompok melakukan percobaan secara bergilir. Untuk lebih memberikan tugas agar mereka mencobanya di rumah sesuai dengan kelompoknya serta membuat laporan hasil percobaan.

            Dari uraian dan contoh di atas, maka dapat dipahami bahwa persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu keputusan situasional. Sedangkan kegiatan guru dalam menyesuaikan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang berkembang di kelas merupakan suatu keputusan transaksional.

Kesimpulan

            Persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu keputusan situasional. Sedangkan kegiatan guru dalam menyesuaikan kegiatan belajar - mengajar sesuai dengan situasi yang berkembang di kelas merupakan suatu keputusan Transaksional.
            Keputusan situasional menyangkut keputusan tentang apa dan bagaimana pengajaran akan diwujudkan berdasarkan analisis - situasi. Keputusan situasional diambil guru ketika menysun persiapan tertulis dalam bentuk satuan pembelajaran.
            Keputusan Transaksional merupakan penyesuaian yang dilakukan oleh guru yang bekaitan dengan pelaksanaan dari keputusan situasionl berdasarkan umpan balik yang diperoleh dari interaksi guru dengan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung.
            Keputusan transaksional diambil karena adanya perubahan situasi dan kondisi yang berkembang dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar