Santai dan Berpikir Apa yang Harus Dilakukan Sekarang

Kamis, 27 Juli 2017

Sistem Peredaran Darah


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Sistem Peredaran Darah
Dalam siklus hidupnya, organisme memerlukan makanan dan oksigen utuk melangsungkan metabolisme. Proses metabolisme menghasilkan zat zat yang berguna dan zat sisa hasil metabolisme. Zat zat yang berguna diedarkan dan diangkut di dalam tubuh melalui sisem peredaran darah. Sedangkan zat sisa hasil metabolisme dikeluarkan menuju organ pembuangan.
Sistem adalah sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu.
Peredaran adalah peralihan (pergantian) dari keadaan yg satu ke keadaan yang lain yang berlansung secara berulang- ulang.
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis). Sistem peredaran darah dibedakan menjadi sistem peredaran manusia dan sistem peredaran darah hewan.
Darah merupakan cairan berwarna merah yang mengandung hemoglobin(Hb). Darah berasal dari bahasa yunani yakni hemo, hemato dan haima yang berarti darah.Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga berfungsi sebagai pertahanan tubuh manusia terhadap virus atau bakteri. 
Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah. Darah terdiri dari plasma darah dan sel darah. Fungsi darah dalam tubuh adalah sebagai berikut:
1.    Mengedarkan sari makanan
Darah merupakan cairan yang selalu mengalir di dalam tubuh manusia melewati alat alat pernapasan, melalui nadi yang ada di dalam tubuh manusia ini, darah terus mengalir dan menyebarkan sari – sari makanan yang di bawanya dari serapan oksigen maupun dari beberapa vitamin, protein dan karbohidrat yang kita dapatkan melalui makannan yang kita konsumsi. dengan begitu maka tubuh akan memperooleh sari makanan yang cukup.
2.    Mengangkut oksigen
Oksigen yang di dapatkan dari menghirup udara bebas di luar sana, kemudian di tangkap melalui hidung, dan kemuadian melalui cara kerja hdung di saring dengan bulu hidung setelah itu akan masuk ke pembuluh darah, melalaui pembuluh darahlah darah itu akan mengalir ke seluruh tubuh, mulai dari menghirup udara sampai ke jantung setelah itu dari jantung akan di sebarkan ke serluruh tubuh.
3.    Mengedarkan hormon
Tak hanya sekedar mengedarkan darah ke jantung dan di bawa keseluruh tubuh, ternyata darah juga membawa hormon yang masuk. hormon ini diperoleh karenan adanya rangsangan atau stimulus dari luar maupun dari dalam diri manusia, setelah itu darah akan mengangkut hormon-ccchormon itu, dan kelenjar eksokrin akan mengambil hormon-hormon yang tidak bermanfaat dan dibuangnya melalui saluran khusus, hormon yang dibuang ini dihasilkan dari hasil sekresi. sedangkan daraah akan membawa hormon-hormon itu dengan saluran biasa, artinya tidak melalui aliran khusus seperti yang diperlukan kelenjar eksokrin.
4.    Membawa sisa oksidasi sel tubuh
Fungsi darah selanjutnya adalah membawa sisa-sisa zat yang tidak berguna keluar dari tubuh. Hal ini bisa dilihat pada saat kamu melakukan proses pernafasan, disini ada proses pengangkutan oksigen melalui darah sampai ke jantung, dan dari jantung di proses ke seluruh tubuh, setelah itu dari jantun. karbondioksida akhirnya dibuang, melalui darah pula dan dihembuskan bersamaan kita menghembuskan nafas.
5.    Menyerang kuman ataau bakteri yang masuk
Darah juga berfungsi sebagai pengaktif metabolisme tubuh, diatas tadi sudah kita lihat bahwa adanya beberapa jenis sel-sel dalam tubuh. dan sel-sel itulah yang menjaga metabolisme tubuh kita. ada sel darah merah dan juga sel darah putih. sel disini akan menyerang kuman atau benda asing yang masuk ke dalam aliran darah manusia. bila sel darah itu berhasil melawan benda asing tersebut maka kita tidak akan terserang penyakit. namun sebaliknya jika sel darah tidak sanggup untuk melawan benda asing itu maka tubuh akan terserang penyakit
6.    Menyembuhkan luka
Bagian darah yang disebut trombosit adalah bagian darah yang sangat berperan dalam penyembuhan luka yang ada di kulit ari kita. Trombosit akan mengelurakan zatnya dan bergabung dengan vitamin K untuk membentuk darah agar darah menjadi beku. setelah darah membeku makan trombosit dengan perlahan akan berusaha menuutupi luka yang berada dikulit ari kita, itu sebabnya mengapa kulit ari yang luka, dapat kembali seperti semula, karena adanya peran darah, lebih tepatnya peran trombosit pada darah setiap manusia. jika kepingan trombosit yang ada daalm darah berkurang, maka bisa saja luka tersebut akan sulit di obati, karena tidak adanya zat-zat yang mampu menutup luka dan membekkukan darah tersebut.
7.    Mengankut karbondioksida
Mengangkut karbon dioksida, karbon dioksida merupakan zat yang tidak dibutuhkan tubuh, sehingga darah akan mengembalikannya keluar melalui paru-paru dan dihembuskannya melalui hidung.
8.    Membuang zat zat sisa ke ginjal dan juga kulit
Zat-zat yang diangkut oleh darah bukanlah zat yang semuannya berguna untuk tubuh, dalam proses pada sistem ekskresi, disini darah akan memisahkan mana zat yang berguna bagi tubuh dan manapula zat yang tidak berguna bagi tubuh, jika zat tidak berguna bagi tubuh, maka zat itu akan di alirkan ke sistem ekresi atau pembuangan. termasuk ke dalam ginjal dan juga kulit
9.    Sebagai pengatur suhu tubuh
Hasil dari oksidasi darah akan menghasilkan panas pada tubuh, jika oksidasi itu baik maka suhu tubuh pula akan menjadi baik
10.     Melawan bibit penyakit
kepingan kepingan darah pada darah berfungsi untuk memendam bibit penyakit agar bibit penyakit itu tidak tersebar keseluruh tubuh melalui darah, tapi bibit penyakit itu akan di matikan oleh kepingan-kepingan darah, tubuh akan menjadi sehat dan terhindar dari berbagai penyakit.

Fungsi darah selain fungsi umum juga memiliki fungsi menurut kategorinya.
Fungsi darah berdasarkan kategorinya:
a.     Transportasi – Darah berfungsi untuk dijadikan transportasi bagi apa saja yang masuk kedalam tubuh.
b.    Homeotasis – homeotassis merupan fungsi darah sebagai pemelihara tubuh, jadi darah ini berfungsi sebagi pelindung tubuh  manusia, selain itu aktivitas di luar darah juga dibutuhkan untuk memperlancar proses penjagaan darah terhadap tubuh itu sendiri, diantarranya adalah olahraga, makan makannan yang sehat. dan lain sebagainya.
c.     Kekebalan darah – Ternyata fungsi darah itu sendiri juga termasuk dari fungsi kekebalan darah. yang dimaksud disini adalah kepingan kepingan darah yang membantu menjaga darah agar tetap stabil.

B. Bagian-Bagian Darah
1. Plasma darah
Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup, yang berbentuk butiran-butiran darah. Di dalamnya terkandung benang-benang fibrin/fibrinogen yang berguna untuk menutup luka yang terbuka.
Plasma darah merupakan komponen terbesar dalam darah, dimana besar volume nya 55% dari volume darah yang terdiri dari 90% berupa air dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dan karbon dioksida. Karena dinding kapiler permiabel bagi air dan elektrolit maka plasma darah selalu ada dalam pertukaran zat dengan cairan interstisial. Dalam waktu 1 menit sekitar 70% cairan plasma bertukaran dengan cairan interstisial.
Fungsi plasma darah yaitu:
a.    Alat yang mengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi
b.    Alat yang mengangkut Oksigen dan disebarkan keseluruh tubuh
c.    Menjaga temperatur suhu tubuh
d.   Alat yang mengangkut getah hormon dari kelenjar buntu
e.    Mengatur dan menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh
f.     Alat yang mengangkut sari makanan

Di dalam plasma darah terlarut berbagai macam zat. Di antara zat-zat tersebut ada yang masih berguna dan adapula yang tidak berguna. Beberapa zat tersebut antara lain seperti berikut.
a. Zat makanan dan mineral, antara lain glukosa, gliserin, asam amino, asam lemak, kolesterol, dan garam mineral.
b. Zat hasil produksi dari sel-sel, antara lain enzim, hormon, dan antibodi.
c. Protein dalam plasma darah terdiri atas:
1)antiheofilik berguna mencegah anemia;
2)Tromboplastin berguna dalam proses pembekuan darah;
3)protrombin mempunyai peranan penting dalam pembekuan darah;
4)fibrinogen mempunyai peranan penting dalam pembekuan darah;
5)albumin mempunyai peranan penting untuk memelihara tekanan osmotik darah;
6)gammaglobulin berguna dalam senyawa antibodi.
d. Karbon dioksida, oksigen, dan nitrogen.
Di dalam protein darah terdapat cairan bening atau jernih yang disebut serum. Di dalam serum ini terdapat zat antibodi. Serum bisa diperoleh dari larutan darah yang diputar dalam alat pemusing atau sentrifuge. Apabila ada benda asing masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan berusaha untuk merespons dengan cara membinasakan atau mengeluarkan benda asing tersebut. Benda asing tersebut disebut antigen. Antigen ini akan merangsang pembentukan zat antibodi. Cara kerja antibodi spesifik untuk zat-zat tertentu, antara lain adalah sebagai berikut :
1.    Presipitin - Mengendapkan antigen dengan presipitin terbentuk molekul yang besar antara antigen yang larut dengan antibodi sehingga berubah menjadi tidak larut dan akan mengendap.
2.    Aglutinin - Menggumpalkan antigen. Dengan aglutinasi terbentuk gum- palan-gumpalan yang terdiri atas struktur besar berupa antigen pada permukaannya, bakteri- bakteri, atau sel darah merah.
                   3.    Antitoksin - Menetralkan racun. Kerja antitoksin, yaitu dengan menutupi tempat-tempat   
                       yang toksik dari agen penyebab penyakit.
               4.    Lisin - Menguraikan antigen Lisin mampu langsung menyerang membran sel agen penyakit               sehingga menyebabkan sel tersebut rusak.



2. Sel sel darah
a. Sel darah merah
Sel darah merah (eritrosit) berbentuk bulat pipih, bagian tengahnya cekung (bikonkaf), dan tidak berinti. Eritrosit berwarna merah karena mengandung hemoglobin. Hemoglobin adalah senyawa protein yang mengandung zat besi. Sel darah merah dibentuk di dalam sumsum merah tulang pipih. Selanjutnya, darah béredar ke seluruh bagian tubuh melalui pembuluh darah. Umur sel darah merah lebih kurang 120 hari. Se! darah merah yang telah tua akan dibongkar oleh hati dan limpa.  Di dalam hati, hemoglobin diubah menjadi zat wama empedu (bilirubin) yang kemudian ditampung dalam kantong empedu. Bilirubin ini berfungsi memberi wama pada feses. Zat besi yang terdapat pada hemoglobin kemudian dilepas dan digunakan untuk membentuk sel darah merah baru. Fungsi utama dari sel darah merah adalah mengikat oksigen dan karbon dioksida. Bagian sel darah merah yang sangat berperan dalam mengikat oksigen adalah hemoglobin. Proses pengikatan oksigen oleh hemoglobin dalam paru-paru dapat diikhtisarkan sebagai berikut. :

Hb + O2  è  HbO2 (Oksihemoglobin)

Karbon dioksida lebih mudah larut dalam air daripada oksigen. Karbon dioksida mudah berikatan dengan air dalam plasma darah membentuk asam karbonat. Asam karbonat kemudian membebaskan ion hidrogen yang menyebabkan pH darah akan turun (asam). Apabila karbon dioksida hanya diangkut dengan cara ini, metabolisme tubuh akan terganggu. Agar tidak membahayakan, tidak lebihdari 5-10% karbon dioksida yang dihasilkan jaringan mengalami pengangkutan dengan cara ini. Selebihnya, pengangkutan karbon dioksida dilakukan oleh sel darah merah. Sekitar 25% karbon dioksida berikatan dengan hemoglobin dalam sel darah merah membentuk karbminohemoglobin.
Karbon dioksida tidak bergabung dengan hemoglobin di tempat yang sama pada oksigen. Se! darah merah dan jantung yang sampai ke sel-sel tubuh akan membebaskan oksigen dan meningkatkan pengangkutan karbon dioksida dari sisa-sisa oksidasi sel. Se! darah merah dari sel-sel tubuh yang sampai ke paru-paru akan mengikat oksigen. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin ini akan menaikkan pembebasan karbon dioksida. Dengan adanya dua mekanisme penting tersebut, pengangkutan karbon dioksida dapat berlangsung dengan aman dan cepat.
Pada kondisi yang normal, jumlah sel darah merah daläm tubuh manusia lebih kurang lima juta tiap milimeter kubik (mm3) darah. Lingkungan juga memengaruhi jumlah sel darah merah dalam tubuh seseorang. Makin tinggi suatu tempat, kadar oksigen di atmosfer makin berkurang. Orang yang hidup di dataran tinggi mengadakan adaptasi dengan cara memperbanyak jumlah sel darah merah agar kebutuhan oksigen tubuh tetap tercukupi.

b. Sel Darah Putih
Sel darah putih disebut juga leukosit. Sel ini memiliki inti, tetapi tidak memiliki bentuk sel yang tetap dan tidak berwarna. Sel darah putih dalam setiap milimeter kubik darah lebih kurang berjumlah 8.000. Tempat pembentukan sel darah putih adalah pada sumsum merah tulang pipih, limpa, dan kelenjar getah bening. Semua sel darah putih memiliki masa hidup antara enam hingga delapan hari.
Sel darah putih dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
-        Limfosit,
-        Monosit,
-        Neutrofil,
-        Eosinofil,
-        Basofil.
Umumnya, berukuran lebih besar daripada sel darah merah, bentuk amoeboid (tidak beraturan), dan berinti sel bulat atau cekung. Jenis sel darah putih yang terbanyak ialah neutrofil, sekitar 60%. Neutrofil berfungsi menyerang dan mematikan bakteri penyebab penyakit yang masuk ke dalam tubuh, dengan cara menyelubunginya dan melepaskan suatu zat yang mematikan bakteri. Jumlah limfosit didalam sel darah putih sekitar 20-30%. Limfosit bertugas membentuk antibodi, yaitu sejenis protein yang berfungsi memerangi kuman penyakit. Jumlah monosit di dalam darah putih sekitar 5 -10%. Seperti halnya neutrofil, monosit berfungsi menyerang dan mematikan bakteri. Jumlah eosinofil dalam darah putih sekitar 5%. Eosinofil berfungsi menyerang bakteri, membuang sisa sel yang rusak, dan mengatur pelepasan zat kimia pada saat menyerang bakteri. Basofil di dalam darah putih berjumlah sekitar 1%. Basofil berfungsimencegah penggumpalan di dalam pembuluh darah.
Sel darah putih memiliki sifat fagosit, yaitu dapat mematikan kuman penyakit dengan cara “memakan” kuman tersebut. Untuk menghancurkan kuman penyakit, sel darah putih dapat menembus dinding pembuluh darah. Kemampuan itu disebut diapedesis.  Peningkatan jumlah sel darah putih yang tidak terkendali dapat mengakibatkan sel-sel darah putih memakan sel darah merah atau bersifat abnormal. Hal ini terjadi pada penderita kanker darah (leukemia).
Sel darah putih dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu granulosit dan agranulosit. Kedua jenis sel darah putih ini jelas terlihat pada granulosit. Granula mengandung berbagai enzim dan protein yang membantu sel darah putih dalam melindungi tubuh.
Granulosit mempunyai nucleus yang banyak dan bersifat fagosit. Macam-macam granulosit, antara lain :
a.     Neutrofil :Jenis sel darah putih terbanyak. Bentuk nukleusnya beragam, misalnya batang,
bengkok, atau bercabang-cabang. Neutrofil menjadi sel darah putih yang pertamamerespon adanya infeksi dan sel-sel tersebut menelan patogen selama fagositosis.
b.    Basofil : Basofil memiliki inti yang berbentuk seperti huruf S, butiran-butiran pada cairan selnya dapat menyerap zat warna yang bersifat basa. Geraknya lambat dan peranannya masih belum jelas.
c.     Eosinofil :Berwarna berbintik-bintik kemerahan. Eosinofil memiliki inti yang terdiri dari
dua belahan dan butiran-butiran pada cairan selnya dapat menyerap zat warna eosin yang
bersifat asam. Eosinofil bergerak lambat dan bersifat fagosit terhadap partikel-partikel asing di sekitarnya. Jumlah eosinofil meningkat pada keadaan alergi, misalnya asma dan infeksi cacing tambang.

Agranulsit hanya mempunyai sebuah  nucleus dan tidak seluruhnya bersifat fagosit. Macam-macam agranulosit, antara lain :
a.     Monosit :Jenis sel darah putih terbesar, bersifat fagosit, nukleusnya berbentuk seperti kacang, dan dapat bergerak cepat. Monosit yang berada pada suatu jaringan dapat berdiferensiasi menjadi makrofag yang berukuran lebih besar. Makrofag berfungsi untuk memfagosit patogen, sel using, dan puing-puing seluler dan dapat merangsang sel-sel darah putih yang lain untuk melindungi tubuh.
b.    Limfosit :Jenis sel darah putih yang tidak bersifat fagosit, selnya cenderung  berbentuk lingkaran, berinti tunggal, dan hanya memperhatikan sedikit pergerakan. Fungsi limfosit untuk imunitas (kekebalan) terhadap patogen dan toksin tertentu. Ada dua macam limfosit yaitu limfosit B dan limfosit T. Limfosit B melindungi kita dengan memproduksi antibody yang akan menghancurkan patogen, sedangkan limfosit T secara langsung menghancurkan sel sel yang mengandung antigen.

Masa hidup granulosit sesudah dilepaskan dari sumsum tulang normalnya adalah 4 sampai 8 jam dalam sirkulasi darah, dan 4 sampai 5 hari berikutnya berada dalam jaringan yang membutuhkan. Pada keadaaan infeksi yang berat, masa hidup keseluruhan sering kali berkurang sampai hanya beberapa jam, karena granulosit bekerja lebih cepatpada daerah yang terinfeksi dan lebih cepat pula mati akibat pertarungan dengan agen infeksi.
Monosit juga memiliki masa edar yang singkat, yaitu 10-20 jam dalam darah, sebelum mengembara melalui membran kapiler menuju ke jaringan. Begitu masuk ke dalam jaringan, sel-sel ini membengkak sampai ukurannya besar sekali dan menjadi makrofag jaringan, dalam bentuk ini sel-sel tersebut dapat hidup berbulan-bulan kecuali bila sel-sel itu dimusnahkan saat melakukan fungsi fagositik.
Limfosit memasuki sistem sirkulasi secara kontinu bersama dengan aliran limfe dari nodus limfe dan jaringan limfoid lainnya. Setelah beberapa jam, limfosit keluar dari darah dan kembali ke jaringan dengan cara diapedesis, dan selanjutnya memasuki limfe dan kembali ke darah lagi. Demikian seterusnya sehingga terjadi sirkulasi limfosit yang terus menerus di seluruh tubuh. Limfosit memiliki masa hidup berminggu-minggu atau berbulan-bulan bergantung pada kebutuhan tubuh akan sel tersebut.

c.    Keping darah
Trombosit atau keping sel darah merupakan salah satu komponen darah yang mempunyai fungsi utama dalam pembekuan darah. Trombosit akan bekerja dengan menutupi pembuluh darah yang rusak dan membentuk benang-benang fibrin seperti jaring-jaring yang akan menutup kerusakan tersebut. Trombosit manusia berukuran kecil dan berbentuk bulat, bentuk dan ukuran trombosit tersebut memungkinkan trombosit masuk ke pembuluh darah yang kecil dan mampu menempatkan diri pada lokasi yang paling optimal dalam menjaga keutuhan pembuluh darah.
Trombosit dibentuk di dalam sumsum tulang dalam bentuk yang lebih besar yang disebut dengan megakariosit (sel dengan inti yang besar), kemudian mengalami pematangan menjadi trombosit yang tidak memiliki inti sel lagi dan beredar di peredaran darah. Masa hidup trombosit dalam peredaran darah kurang lebih 10 hari.
Fungsi utama trombosit berperan dalam proses pembekuan darah. Bila terdapat luka, trombosit akan berkumpul ke tempat luka kemudian memicu pembuluh darah untuk mengkerut (supaya tidak banyak darah yang keluar) dan memicu pembentukan benang-benang pembekuan darah yang disebut dengan benag-benang fibrin. Benang-benang fibrin tersebut akan membentuk formasi seperti jaring-jaring yang akan menutupi daerah luka sehingga menghentikan perdarah aktif yang terjadi pada luka. Selain itu, ternyata trombosit juga mempunyai peran dalam melawan infeksi virus dan bakteri dengan memakan virus dan bakteri yang masuk dalam tubuh kemudian dengan bantuan sel-sel kekebalan tubuh lainnya menghancurkan virus dan bakteri di dalam trombosit tersebut.
Namun, dengan sifat trombosit yang mudah pecah dan bergumpal bila ada suatu gangguan, trombosit juga mempunyai peran dalam pembentukan plak dalam pembuluh darah. Plak tersebut justru dapat menjadi hambatan aliran darah, yang seringkali terjadi di dalam pembuluh darah jantung maupun otak. Gangguan tersebut dapat memicu terjadinya stroke dan serangan jantung. Oleh karena itu, pada pasien-pasien dengan stroke dan serangan jantung diberikan obat-obatan (anti-platelet) supaya trombosit tidak terlalu mudah bergumpul dan membentuk plak di pembuluh darah.
Nilai normal 150.000-400.000 sel/mikroliter darah. Bila kadar trombosit di atas rentang nilai normal (>400.000/mikroliter darah) disebut dengan trombositosis. Penyebab terjadinya trombositosis dibagi menjadi 2 yaitu primer (kelainan di sumsum tulang) dan sekunder (reaktif akibat suatu penyakit). Yang paling sering terjadi adalah penyebab sekunder. Yang termasuk penyebab sekunder adalah: kekurangan zat besi, peradangan dalma tubuh (seperti adanya kerusakan jaringan atau infeksi), keganasan (kanker).
Bila kadar trombosit di bawah rentang normal (<150.000/mikroliter) disebut dengan trombositopenia. Bila hanya nilai trombosit yang mengalami penurunan, biasanya disebabkan oleh penyakit idiopatik trombositopenia purpura (ITP), trombositopenia yang disebabkan oleh obat-obatan tertentu, atau karena gangguan pembekuan darah di seluruh tubuh akibat infeksi atau peradangan yang meluas.

Perbedaan sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah

C.  Jantung
Organ Jantung manusia terdiri atas empat ruang, yaitu serambi (atrium) kanan dan serambi kiri di bagian atas, serta bilik (ventrikel) kanan dan bilik kiri di bagian bawah. Serambi berfungsi sebagai persinggahan sementara sebelum darah masuk ke bilik dan dipompa ke seluruh tubuh atau ke paru-paru.
Namun, serambi juga berkontraksi mendorong darah menuju bilik. Antara serambi dan bilik, terdapat katup atrioventrikuler, yang berfungsi mencegah aliran balik dari bilik ke serambi saat bilik berkontraksi. Katup atrioventrikuler kanan memiliki tiga lembar katup, sehingga disebut katup trikuspidal. Sementara itu, katup pada bilik kiri memiliki dua katup sehingga disebut katup bikuspidal. Terdapat juga katup semilunaris yang membatasi aorta dengan bilik dan berfungsi mencegah aliran balik darah ke bilik saat bilik berelaksasi.
Perjalanan darah dari seluruh tubuh akan berakhir di serambi kanan melalui vena besar dari bagian atas tubuh (vena kava superior) dan vena besar bagian bawah tubuh (vena kava inferior). Dari serambi kanan, katup atrioventrikuler membuka dan serambi berkontraksi, bersamaan dengan relaksasinya bilik kanan. Segera setelah darah mengalir ke bilik kanan, katup menutup, dan bilik berkontraksi mengalirkan darah ke arteri menuju paru-paru kanan dan kiri.
Pertukaran gas terjadi di paru-paru. Darah dari seluruh tubuh mengandung banyak CO2sebagai hasil metabolisme. Darah dari paru-paru yang kaya oksigen kemudian memasuki bilik kiri melalui vena dari paruparu (vena pulmonalis). Peredaran darah dari jantung – paru-paru – jantung disebut peredaran darah kecil.
Katup atrioventrikuler terbuka saat bilik kiri berelaksasi dan darah mengalir ke bilik. Katup atrioventrikuler menutup, kemudian bilik berkontraksi menyebarkan darah ke aorta untuk kembali disebarkan ke seluruh tubuh. Peredaran darah dari jantung – seluruh tubuh – jantung disebut peredaran darah besar. Manusia memiliki peredaran darah kecil dan peredaran darah besar sehingga sistem peredaran darah pada manusia disebut sistem peredaran darah ganda. Otot jantung memiliki struktur yang khas seperti otot lurik, tetapi bercabang-cabang. Otot jantung disarafi oleh saraf tak sadar. Saraf tersebut menempel ke jantung bagian tengah di antara dua bilik sebagai berkas yang menyebar. Berkas saraf ini disebut berkas Hiss. Otot jantung memiliki satu siklus kontraksi – relaksasi yang disebut siklus jantung. Periode relaksasi disebut diastol, yaitu ketika serambi jantung menguncup dan bilik jantung mengembang (otot bilik relaksasi). Adapun periode kontraksi disebut sistol, terjadi ketika otot bilik berkontraksi (ruang bilik menguncup) dan darah terdorong keluar.
Ada empat katup dalam jantung manusia, mereka memastikan bahwa darah hanya berjalan satu arah, baik ke dalam atau keluar. Darah yang meninggalkan jantung dihantarkan melalui arteri. Arteri utama yang meninggalkan ventrikel kiri adalah aorta sedangkan arteri utama yang meninggalkan ventrikel kanan adalah arteri paru-paru. Darah akan menuju jantung melalui vena. Darah yang berasal dari paru-paru ke atrium kiri dibawa melalui vena paru sementara darah yang berasal dari tubuh ke atrium kanan dibawa melalui vena kava superior dan vena cava inferior.
Katup trikuspid katup trikuspid yang terdiri dari 3 daun katup, ia memisahkan antara atrium kanan dan vartikel kanan, katup trikuspid membuka untuk mengalirkan darah yang miskin akan oksigen yang di kumpulkan di artrium kanan mengalir ke vartikel kanan apabila vartikel berkontraksi ( SISTOLE )  katup trikuspid ini akan menutup untuk menjegah darah yang berada di vartikel kanan kembali ke artrium kanan. senentara itu katup paru (  katup pulmonari ) membuka untuk mengalirkan darah ke arteri paru-paru  ( arteri pulmonalis )katup pulmonari katup paru  ( katup pulmonari ) memisahkan vartikel kanan dari arteri paru-paru ( arteri pulmonalis ) ini akan membuka untuk membiarkan darah oksigen untuk di kumpulkan di vartikel kanan mengalir ke paru-paru ini menutup ssebagai vartikel santai, menjegah darah kembali ke jantung. Katup mitral ( bicuspid ) katup mitral memisahkan artrium kiri dari vartikel kiri katup ini membuka pada saat darah beroksigen yang terkumpul di artrium kiri mengalir ke vartikel kiri, katup mitral menutup sebagai akibat vartikel kiri berkontraksi, jadi katup mitral ini berfungsi menjegah darah yang telah berada di vartikel kiri kembali ke artrium kiri dengan demikian darah akan di pompa keluar melalui katup aorta ke aorta. Katup aorta adalah katup yang memisahkan vartikel kiri ke dari aorta. ia akan membuka untuk mengalirkan darah beroksigen di vartikel kiri mengalir ke seluruh tubuh melalui aorta.ini aorta mentup aorta menutup pada saat vartikel relaksi untuk menjegah darah yang telah berada di aorta kembali ke vartikel kiri.

Sistem peredaran darah pada manusia dibagi menjadi :
1)    Sistem peredaran darah kecil (sirkulasi paru-paru)
Darah yang miskin oksigen (darah  anoksi) keluar dari bilik kanan jantung menuju ke arteri pulmonalis lalu menuju ke paru-paru. Didalam  paru- paru terjadi pertukaran gas yaitu oksigen dari  alveoli berdifusi masuk ke dalam kapiler darah, dan CO2 dari kapiler darah berdifusi masuk ke dalam ke alveoli. Darah yang kaya oksigen (darah oksi) masuk melalui vena pulmonalis ke serambi kiri jantung.
2)    Sistem peredaran darah besar (sirkulasi sistemik)
Darah kaya oksigen dari bilik kiri jantung akan dialirkan ke seluruh tubuh melalui arteri. Arteri ini akan bercabang-cabang menjadi arteriol, dan kemudian menjadi kapiller-kapiler darah yang akan mensuplai oksigen zat-zat lain ke dalam sel-sel tubuh. Kemudian CO2 dari sel-sel tubuh akan berdifusi ke dalam kapiler darah kemudian menuju ke vena cava lalu masuk ke serambi kanan jantung.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka pembuluh darah yang keluar dari jantung disebut arteri, dan pembuluh darah yang masuk ke jantung disebut vena. Pembuluh arteri membawa darah yang kaya oksigen kecuali arteri pulmonalis yang membawa darah anoksi ke paru-paru. Pembuluh vena umumnya membawa darah anoksi (miskin oksigen) kecuali vena pulmonalis yang membawa darah oksi dari paru-paru ke jantung


1. Leukemia
Leukemia ditandaidengan meningkatnya jumlah leukosit secara tajam,mencapai1 juta per mm darah atau lebih.Keadaan inisangat berbahaya karena sel-sel pada sumsum tulang yang menghasilkan eritrosit digantikan oleh leukosit sehingga menghambat pembentukan eritrosit. Untuk mengatasi leukemia, selain pemberian obat-obatan, pasiendiberi transfuse darahatau dilakukan transplantasisumsum tulang belakang.

2. Hemofili
Hemofiliadalah kelainan yang bersifat genetis.Penderita tidak mampu melakukan proses pembekuan darah pada saat luka atau pembuluh darahnya pecah, atau proses pembekuannya sangat lama sehingga darah terus mengalir. Hal ini terjadi karena tubuh tidak memiliki faktor pembeku darah, seperti AHG (AntiHemophilic Globulin) atau PTC (Plasma Thromboplastin Component).Hemofili dapat diatasi dengan cara transfusidarah selama penderita mengalami pendarahan.

3. Anemia
Anemia adalah rendahnya kadar hemoglobin dalam darah.Hal ini akan menggangu lancarnya pengangkutan oksigen.Anemia disebabkan oleh beberapa hal diantaranya:
a. kehilangan banyak darah, misalnya karena pendarahan hebat, luka bakar, infeksi cacing tambang;
b. gangguan pembentukan darah, misalnya karena kekurangan vitamin dan zat-zat makanan tertentu;
c. ada gangguan dan kerusakan pada sumsum tulang sehingga pembentukan sel darah merah (eritrosit) terhambat;
d. penghancuran sel-sel darah merah yang terlalu cepat dan banyak, misalnya karena penyakit malaria. Untuk mengatasi anemia maka dilakukan transfusi darah.

4. Varises
Varises adalah pelebaran pembuluh darah balik (vena).Dapat terjadidi bagian bawah kaki dan disekitar lutut.Varises disekitar dubur disebut hemoroid.Hal ini terjadi karena katup-katup pada pembuluh balik tidak dapat menutup dengan sempurna dan lemahnya dinding pembuluh darah

5. Thalasemia
Thalasemia merupakan penyakit hereditas yang dikendalikan gen dominan, bersifat subletal.Bentuk sel darah tidak normal (berbentuk agregat) sehingga afinitas terhadap oksigenrendah.Penderita Thalasemia tidak mampu menyintesis rantai polipeptida alfa (α) dan rantai polipeptida beta (β) yang cukup.Rantai polipeptida dibutuhkan untuk membentuk hemoglobin.

6. Aterosklerosis
Aterosklerosis, yaitu penyakit yang disebabkan oleh pengerasan pembuluh darah akibat endapan lemak yang menyebabkan pembuluh darah tidak elastis.

7. Kolesterol
Jumlah kolesterol normal > 200 mg%, jumlah kalestrol dalam darah meninggi jika makan makanan yang mengandung lemak, produksi kolestrol tubuh meningkat, pembuangan kolestrol diusus berkurang.Koresterol tinggi dapat menyebabkan jantung koroner, stroke, batu empedu, pembesaran hati dan ganguan ginjal.

8. Diabetes Mellitus
Seseorang dikatakan kencing manis jika kadar gula darah puasa > 120mg % dan sesudah makan > 140 mg%.

9. Stroke
Stroke merupakan ketidakstabilan denyut jantung secara mendadak. Dengan cepat kontraksi jantung pada saat sistol meningkat tajam sehingga tekanan darah meningkat drastis.Pembuluh-pembuluh kapiler diotak dan organ-organ tubuh lainnya pecah akibat tekanan yang kuat.Sel-sel otak tergenang oleh darah sehingga fungsiotak hilang.Stroke terjadi karena otot jantung kekurangan protein khusus untuk kontraksiotot normal.Zat ini disebut tPA (tissue Plasminogen Activator). Kinimelaluibioteknologidapat diproduksitPA secara pabrikan, dikemas seperti obat biasa untuk mengurangi jumlah penderita stroke yang mematikan itu.Gen pembentuk tPA dapat diisolasi, disisipkan ke dalam susunan benang DNA pada sapiatau kambing.Dengan demikian, tPA akan diproduksi bersama keluarnya air susu pada sapi dan kambing.Kedua hewan tersebut dinamakan hewan transgenik

10. Jantung Koroner
Jantung koroner disebut juga infark miokard.Jantung koroner merupakan penyempitan atau penyumbatan pada arteri jantung (arterikoronaria), menyebabkan kerja otot jantung akan terganggu atau bahkan terhenti.Jantung koroner dapat menyebabkan kematian mendadak.Jantung koroner dapat diatasi dengan memasukkan “cincin”pada pembuluh arteri sehingga aliran darah ke otot jantung lancar kembali.

11. Lemah Jantung
Kemampuan jantung berdenyut dipicu oleh suatu jaringan tertentu yang disebut Nodus Sinortrial (nodus S – A).Nodus S – A terletak pada dinding atas serambikanan jantung.Jika Nodus S – A rusak, jantung berhenti berdenyut, atau denyutnya lemah sehingga tidak mampu memompa darah secara optimal.Lemah jantung dapat diatasidengan cangkok alat pacu jantung buatan.

12. Hipertensi dan Hipotensi
Hipertensi(tekanan darah tinggi) dan hipotensi(tekanan darah rendah) merupakan kelainan pada tekanan darah.Hal inidisebabkan oleh kekentalan darah diatas normal atau dibawah normal.Kekentalan darah dipengaruhi oleh kandungan garam dan gula dalam darah.Jika darah terlalu kental, alirannya lambat sehingga jantung harus memompa lebih kuat.Oleh karena itu, terjaditekanan darah tinggi.Keadaan inidapat diperbaikidengan cara mengurangiasupan garam dan gula ke dalam tubuh.

D. Teknologi pada Sistem Peredaran Darah
a. Ekokardiograf (Echocardiography ECG)
ECG merupakan suatu teknik untuk mengetahui struktur internal dan gerakan jantung serta pembuluh darah yang besar tanpa memasukkan alat ketubuh pasien. Caranya, gelombang ultrasonik diarahkan kedada pasien menggunakan transduser. Kemudian transduser bertindak sebagai penerima pantulan balik gelombang ultrasonik (echo) untuk membentuk bayangan.
Gambaran yang dibentuk oleh pantulan dipindahkan ke layar, yang dapat menampilkan gambaran bagian dalam jantung, ukuran dan gerakan dinding ventrikel, anatomi dan gerakan katup, arah aliran darah, adanya gumpalan darah, dan tumor di jantung.
Ekoardiografi berguna untuk mendiagnosis penyakit dan gangguan pada gangguan jantung bawaan, gagal jantung, tumor di jantung, dan gangguan fungsi ventrikel kiri.

b. Pemindaian Dengan Bahan Radioaktif
Cara ini merupakan cara yabg aman untuk mendeteksi penyakit jantung. Pada dasarnya metode ini dilakukan untuk mengetahui aliran darah di arteri jantung dan untuk mengetahui fungsi ventrikel. Pasien disuntik dengan bahan radioaktif yang tidak berbahaya. Kemudian, pasien berbaring dan dibagian jantung diperiksa dengan detektor sinar gamma. Detektor akan merekam gambar jantung dan dari rekaman tersebut dapat dibuat foto polaroidnya.

c. Angioplasty
Cara ini dilakukan untuk membuka aliran darah pada pembuluh darah yang tersumbat oleh plak (timbunan lemak). Caranya, balon yang masih kempis diletakkan pada tabung kecil panjang (kateter), kemudian dimasukkan kedalam bagian arteri yang tersumbat. Setelah letaknya tepat, balon digelembungkan. Saat balon membesar, plak akan terdorong keluar, arteri melebar, dan aliran darah kembali lancar.

E.Sistem Peredaran Darah pada Hewan
Pada hewan metazoa(bersel banyak) tingkat tinggi, peredaran darah nya melalui pembuluh. Sistem transpotasi hewan metazoa disusun oleh organ organ berupa jantung, pembuluh darah, dan darah.
1.    Sistem Peredaran Darah Terbuka dan Tertutup
a.    Sistem peredaran darah terbuka
Peeradaran darah terbuka adalah peredaran atau distribusi drah ke selurruh tubuh(jaringan) yang tidak selalu melewati pembuluh darah. Dalam sistem peredaran darah terbuka tidak dapat dibedakan antara darah dan cairan intersisial( cairan yang mengisi ruang antar sel ) karena tercampur. Hal ini merupakan karakteristik dari hewan Antropoda, misalnya belalang. Sistem peredaran darah terbuka terdiri dari jantung sebagai pusat peredaran darah, sejumlah rongga disebut sinus dan beberapa arteri. Jantung berbentuk sadel atau tabung terbungkus oleh membran( perikardium ). Saluran arteri yang berasal dari jantung memiliki katup-katup ( valvula ) untuk mencegah darah masuk kembali ke jantung.
Arteri tersebut adalah sebagai berikut :
1.    Arteri optalmik ( mata ); terletak di median dorsal diatas lambung dan keluar menuju bagian muka, kemudian kebawah bercabang-cabang menjadi dua.
2.    Dua arteri antena; terletak bersebelahan dengan arteri optalmik menuju kebagian muka, kemudian bercabang  ke bawah. Arteri ini memberi darah ke daerah lambung, antenna alat ekresi, otot dan jaringan kepala lainnya.
3.    Dua saluran arteri hati; meninggalkan jantung menuju kelenjar pencernaan dan berada di  bawah arteri antenna.
4.    Saluran arteri dorso abdominalis; menuju posterior dan berfungsi member darah ke dorsal maupun ke abdomen.

b.    Sistem peredaran darah tertutup
Peredaran darah tertutup adalah sirkulasi darah ke seluruh darah melalui pembuluh pembuluh darah. Pada sistem peredaran darah ini, darah diedarkan melewati arteri da kembali ke jantung melewati vena. Pada cacaing tanah(Lumbricus terrestris), sistem peredaran darah terdiri dari cairan darah, beberapa pembuluh darah, dan jantung sebagai pusat peredaran. Jantung dan saluran darahnya memiliki katup sehingga darah tidak mengalir kembali ke jantung. Aliran darah disebabakan oleh konstraksi lengkung jantung. Pertukaran gas terjadi di jaringan jaringan tubuh tubuh. Dari seluruh tubuh, darah menuju bagian dorsal tubuh. Dari bagian dorsal tubuh darah kembali ke jantung.

2.    Sistem Peredaran Darah pada Vertebrata
Berdasarkan jenis cairan yang diedarkan, sistem peredaran darah pada vertebrata dibedakan menjadi dua macam yaitu sistem peredaran darah dan sistem peredaran limfatik(peredaran getah bening). Berdasarkan cara peredarannya, sistem sirkulasi pada vertebrata ada dua macam yaitu sistem peredaran terbuka dan pada limfa dan sistem peredaran darah tertutup pada darah. Sistem peerdaran darah pada vertebtrata berbeda dengan sistem peredaran darah pada invertebrate dalam hal ada tidaknya pusat koordinasi peredaran. Pada invertebrata tidak dijumpai suatu pusat koordinasi peredaran.
Sistem peredaran darah vertebrata terdiri dari jantung, arteri, vena, kapiler, dan darah. Janutng adalah pusat peredaran. Jantung yang tersusun oleh otot yang kuat memiliki kontraksi yang ritmik(teratur) yang disebu dengan denyut. Arteri dan vena dapat dijumpai pada hewan vertebrata. Pada hewan vertebrata, vena yang membawa darah meninggalkan lambung dan usus disebut vena porta karena membawa darah ke susunan kapiler yang lain. Jika kapiler yang dituju adalah kapiler dalam hati(hepar) maka vena ini disebut vena porta hepatika dan pada umumnya vertebrata tingkat rendah memiliki vena porta renalis(ginjal). Sistem pperedran getah bening berperan dalam pertahanan tubuh dan pengembalian plasma dari jaringan jaringan.
a.    Sistem peredaran darah pada Ikan
Sistem peredaran darah pada ikan terdiri dari jantung beruang dua, yaitu sebuah bilik(ventrikel) dan sebuah serambi(atrium). Selain tiu, terdapat organ sinus venosus yaitu struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung. Pada proses peredaran darah,darah dari seluruh tubuh yang mengandung CO2 kembali ke jantung melalui vena dan berkumpul di sinus venosus kemudian masuk ke serambi. Selanjutnya, darah dari serambi masuk ke bilik dan dipompa menuju insang melewati konus arterious,aorta ventralis, dan empat pasang arteri aferen brakialis. Pada arteri aferen brakialis, oksigen diikat oleh darah selanjutnya menuju arteri eferen brakialis dan melalui aorta dorsalis darah diedarkan ke seluruh tubuh. Beberapa vena yang berperan penting yaitu vena cardinalis anterior dan vena cardinalis posterior(membawa darah dari kepala dan badan), vena porta hepatika(membawa darah dari tubuh melewati hati) dan vena porta renalis(membawa darah dari tubuh melewati ginjal).
b.    Sistem peredaran darah pada Katak(Amfibi)
Sistem peredaran darah katak terdiri dari jantung beruang tiga,arteri,vena,sinus,venosus,kelenjar limfa, dan cairan limfa.
Jantung katak terdiri dari:
1.Sebuah bilik yang berdinding tebal dan letaknya disebelah posterior
2.Dua buah serambi , yakni serambi kanan (atrium dekster) dan serambi kiri (atrium sinister).
3.Sinus venosus yang berbentuk segitiga dan terletak disebelah dorsal dari jantung
4.Trunkus arteriosus berupa pembuluh bulat yang keluar dari bagian dasar anterior bilik.

Untuk mencegah berbaliknya, aliran darah, di antara serambi dan bilik terdapat katup (valve), sedangkan antara serambi kanan dan kiri terdapat sekat (septum). Di dalam trunkus arteriosus terdapat katup spiralis. Darah yang mengandung CO2, dari seluruh tubuh masuk ke jantung melalui vena kava (pembuluh balik tubuh). Darah ini mula – mula berkumpul di sinus venosus, dan kemudian karena adanya kontraksi maka darah akan masuk serambi kanan. pada saat itu, darah yang mengandung O2, yang berasal dari paru-paru masuk ke serambi kiri. Bila kedua serambi berkontraksi maka darah akan terdorong ke dalam bilik. Dalam bilik terjadi sedikit percampuran darah yang kaya O2 dan miskin O2.
Untuk selanjutnya, darah yang kaya O2 dalam bilik dipompa melalui trunkus arteriosus menuju arteri hingga akhirnya sampai di arteri yang sangat kecil (kapiler) diseluruh jaringan tubuh. Dari seluruh jaringan tubuh, darah akan kembali kejantung melewati pembuluh balik yang kecil (venula) dan kemudian ke vena dan akhirnya ke jantung, sementara itu, darah yang miskin dipompa keluar melewati arteri konus tubular.Pada katak dikenal adanya sistem porta , yaitu suatu sistem yang dibentuk oleh pembuluh balik (vena ) saja. 

c.    Sistem peredaran darah pada Reptilia
Pada umumnya secara garis besar, hewan berjenis reptil memiliki jantung yang terbagi menjadi 4 ruang yakni dua bilik (2 ventrikel) dan dua serambi (2 atrium). Bilik kiri (ventrikel kiri) dan bilik kanan (ventrikel kanan) terdapat sekat yang tidak sempurna. Akibat sekat yang tidak sempurna ini, maka darah yang ada di bilik kiri dan bilik kanan dapat bercampur satu sama lain. Kondisi inilah yang menyebabkan hewan reptil umumnya berdarah dingin. Pengecualian pada jantung jenis alligator, antar sekat ventrikel memiliki lorong kecil yang dinamakan foramen panizzae.

Fungsi Foramen Panizzae

·       Memastikan penyebaran oksigen yang memadai untuk sistem pencernaan.
·       Menjaga sirkulasi dan keharmonisan tekanan darah yang ada pada jantung pada saat berenang
Sistem peredaran darah pada hewan reptil terbagi menjadi pembuluh nadi paru-paru dan serambi (aorta). Kadal memiliki 2 serambi (aorta), yaitu aorta yang terdapat pada bagian kanan dan aorta yang terdapat pada bagian kiri. Darah yang ada pada aorta kanan yang berasal dari bilik kiri mengandung banyak oksigen yang nantinya akan diedarkan ke seluruh sel-sel dan jaringan-jaringan tubuh. Aorta ini akan membuat aliran dari arteri utama menuju ke bagian seluruh tubuh.
Darah yang telah menyebar keseluruh tubuh jenis hewan reptil ini akan masuk kembali ke serambi kanan sebelum masuk ke jantung kembali. Pembuluh nadi yang ada di paru-paru dimana sebelumnya membawa darah dari bilik kanan yang membawa CO2 dari seluruh tubuh. Pada saat masuk ke paru-paru, darah yang mengandung kadar CO2 itu akan dibuang dan seketika juga CO2 akan berganti dengan O2 yang berguna bagi tubuh reptil. Lalu darah yang mengandung oksigen tersebut, akan masuk ke jantung menuju serambi kiri. Sistem peredaran darah inilah yang menyebabkan sistem peredaran darah reptil dijuluki dengan sistem peredaran darah ganda. Disebut demikian karena peredaran darah pada hewan reptil akan masuk ke jantung lebih dari 1 kali yaitu ada 2 kali.
Selain itu reptil juga dikenal memiliki peredaran darah yang tertutup. Peredaran darah reptil secara garis besar terbagi menjadi peredaran darah besar (panjang) dan peredaran darah kecil (pendek).

Jenis peredaran Darah Reptil

1) Peredaran darah kecil atau pendek
Jenis peredaran ini yaitu peredaran yang mengangkut darah mulai dari jantung, masuk kedalam paru-paru, lalu masuk lagi ke jantung. CO2 yang berasal dari bilik sebelah kanan akan menuju masuk ke paru-paru melalui pembuluh darah arteri pulmonalis. Didalam paru-paru, alveolus akan bekerja dengan cepat mengganti atau menukar karbondioksida (CO2) menjadi okesigen (O2). Setelah itu darah akan menuju ke serambi yang ada pada kiri jantung melalui pembuluh darah vena pulmonalis.
2) Peredaran darah besar atau panjang
Peredaran darah ini dimulai dari saat darah yang kaya O2 yang berasal dari bilik kiri jantung dialirkan keseluruh tubuh melalui pembuluh darah. Oksigen ini akan diserap oleh sel-sel tubuh reptil dan O2 akan segera berubah menjadi karbondioksida. Darah yang sudah berubah menjadi CO2 ini akan diangkut kembali ke jantung (serambi kanan) melalui pembuluh darah vena.
Secara garis besar sistem peredaran darah golongan reptil dibagi menjadi tiga pola.

Tiga Pola Peredaran Darah Reptil

1) Model Crocodillan
Contoh hewan yang masuk dalam jenis ini yaitu buaya, komodo, alligator, biawak, dan sejenisnya. Jantung model reptil ini memiliki empat  ruang yaitu 2 serambi (atrium) dan 2 bilik (ventrikel Antara serambi kanan dan serambi kiri terdapat lorong kecil yang disebut Foramen Panizza. Lorong ini menyambungkan dua jenis pembuluh darah arteri (yaitu arteri kiri dan arteri kanan). Dimana darah yang memiliki sedikit oksigen yang masuk dari serambi (atrium kanan) lalu diangkut ke bilik kanan. Kemudian darah akan menuju paru-paru dan dari paru-paru akan mengalir ke serambi kiri (atrium kiri). Darah yang sudah mengandung banyak O2 ini akan dibawa oleh bilik kiri (ventrikel kiri) untuk disebar ke seluruh tubuh. Walaupun terdapat foramen (lorong kecil), tekanan darah yang tinggi akan menyebabkan foramen tetap tertutup, agar menjaga darah tidak tercampur satu sama lain.
2) Model Squamata
Contoh dari jenis reptil ini yaitu penyu, kura-kura atau hewan yang memiliki cangkang keras dipunggungnya. Perbedaan utama model ini dibandingkan model yang lain yaitu memiliki ciri khas yang hanya memiliki tiga ruang jantung yaitu 1 bilik (ventrikel) dan 2 serambi (atrium)  .
Prosesnya yaitu ruang serambi kanan (atrium kanan) yang membawa banyak karbondioksida (CO2) masuk menuju cavum venosum ventrikel. Serambi kiri ini terdapat banyak O2 dari paru-paru menuju cavum arteriosum. Tekanan dalam bilik pada model ini akan menyebabkan tercampurnya darah yang kaya oksigen dengan darah yang sedikit oksigen pada bilik (ventrikel).
3) Model Varanid
Contoh reptil ini yaitu kelompok kadal (bunglon, kadal) atau jenis reptil yang memiliki kemampuan metabolisme yang tinggi dibandingkan jenis reptil yang lain. Model ini mirip dengan model squamata yang terdapat 3 ruang jantung, namun terdapat perbedaan sedikit. Perbedaannya yaitu cavum venosumnya sedikit kecil jika dibandingkan pada model squamata. Peredaran darah ini meminimkan terjadinya darah yang bercampur antara darah yang sedikit oksigen dengan darah yang banyak oksigen.

d.   Sistem peredaran darah pada Aves
Pada dasarnya sistem peredaran darah pada kelas Aves hampir mirip dengan sistem peredaran darah pada kerja jantung kelas Mamalia ( manusia ). Sistem peredaran darah pada kelas Aves juga  menggunakan peredaran darah ganda dan sistem peredaran darah tertutup. Oleh karena itu, dalam satu kali darah mengalir, darah melewati jantung sebanyak dua kali yaitu saat peredaran darah kecil ( jantung -- paru – paru -- jantung )  dan pereradan darah besar ( jantung – seluruh tubuh – jantung ).
Bagian – bagian pada jantung( cardio ) kelas Aves mirip dengan jantung kelas Mamalia yaitu jantung memiliki empat ruang seperti atrium kanan, atrium kiri, bilik kanan, dan bilik kiri diantara ruang – ruang pada jantung juga terdapa sekat ( septum) yang bentuknya sudah sempurna sehingga darah yang kaya akan oksigen ( O) dan karbon dioksida ( CO2) tidak akan tercampur.
Proses peredaran darah padah kelas Aves adalah sebagai berikut:
  Darah yang kaya akan karbon dioksida (CO2) yang berasal dari seluruh tubuh mengalir  ke jantung, pada atrium kanan lalu ke ventrikel kanan .
  Dari ventrikel kanan darah dipompa menuju paru-paru melalui arteri pulmonalis
  Dari paru – paru darah  yang kaya  oksigen (O2 )mengalir menuju ke atrium kiri melalui ventrium kiri untuk dipompa melalui Aorta
  Dari Aorta darah  kaya oksigen (O2) akan diedarkan ke seluruh tubuh
  Darah  mengandung karbon dioksida ( CO2)dari kapiler jaringan tubuh akan dialirkan kembali ke atrium kanan jantung.
Peredaran darah kecil pada aves yaitu berawal dari darah mengalir yang berasal dari seluruh tubuh ke ventrikel kanan. Kadungan karbon dioksida pada jantung dipompa menuju paru – paru melalui arteri pulmonalis untuk melepaskan kandungan karbon dioksida (CO2) pada darah dan mengikat oksigen ( O2). Darah tersebut akan mengalir dan masuk ke atrium kiri,dan akhirnya darah ke ventrikel kiri.
Perdaran darah besar pada kelas Aves sama dengan peredaran darah kecil hanya saja sitambah dengan proses selanjutnya yaitu darah kaya oksigen ( O2 )yang berasal dari ventrikel kiri diedarkan menuju ke seluruh tubuh tepatnya sel – sel tubuh. Pada sel- sel tubuh ini kandungan oksigen ( O2) dalam darah akan dilepaskan dan karbondioksida (CO2) diikat sebagai sisa metabolism sel tubuh. Kelmudian darah yang banyak mengandung karbon dioksida (CO) akan dialirkan kembali menuju jantung tepatnya pada atrium kiri.

e.     Sistem peredaran darah pada serangga (insekta)

Serangga adalah kelompok yang paling beragam dan hewan penting di darat. Ada lebih banyak spesies serangga dari semua hewan darat lainnya jika disatukan. Serangga hidup di semua habitat dan menempati setiap habitat mikro yang dapat Anda bayangkan. Mereka bisa menjadi predator, mangsa, parasit, inang, herbivora, atau pengurai.
Serangga adalah anggota dari kelompok yang lebih besar yang disebut arthropoda (yang juga termasuk arakhnida, myriapoda, dan krustasea). Semua arthropoda memiliki eksoskeleton yang kaku, dan kaki yang bersendi (arthropoda berarti “kaki bersendi”).
Dalam rangka untuk tumbuh, arthropoda harus menumpahkan seluruh eksoskeleton mereka sekaligus; ini disebut “molting.” Semua serangga memiliki tubuh yang terbagi menjadi tiga bagian: kepala, dada, dan perut.
Dalam beberapa serangga bagian ini menyatu bersama-sama sehingga mereka mungkin sulit untuk membedakan, dan beberapa serangga bayi tidak memiliki semua tiga bagian sampai mereka menjadi dewasa. Hampir semua serangga memiliki sepasang antena di kepala mereka.
Mereka menggunakan antena mereka untuk menyentuh dan mencium dunia di sekitar mereka. Serangga dewasa (dan kebanyakan belum dewasa) memiliki enam kaki yang melekat pada bagian tengah tubuh, thorax. Serangga adalah satu-satunya arthropoda yang memiliki sayap, dan sayap selalu melekat pada dada, seperti kaki.
Semua serangga bertelur. Ada dua cara yang serangga tumbuh: metamorfosis lengkap atau tidak lengkap. Serangga yang memiliki metamorfosis lengkap memiliki bayi yang terlihat sangat berbeda dari orang dewasa dan sering makan makanan yang sangat berbeda dari orang dewasa. Kupu-kupu, kumbang, dan lalat yang sejati adalah beberapa kelompok yang memiliki metamorfosis lengkap. Bayi-bayi yang disebut larva. Ulat dan belatung adalah contoh larva serangga.
Darah serangga terutama berkaitan dengan penyebaran molekul makanan ke sel-sel tubuh dan membuang limbah metabolisme mereka. Dalam banyak serangga darah berwarna kekuningan atau kehijauan, tetapi larva lalat pasir dan beberapa serangga lain memiliki darah yang berwarna merah karena mengandung pigmen pembawa oksigen hemoglobin. Dalam serangga ini darah juga berfungsi untuk membawa oksigen ke sel-sel tubuh.
Sistem peredaran darah serangga dikatakan sistem terbuka karena darah mengisi rongga tubuh secara umum dan hanya ada beberapa pembuluh darah. Pembuluh darah utama adalah tabung sederhana yang terletak di atas saluran pencernaan. Bagian belakang tabung disebut jantung dan dibagi menjadi serangkaian kamar oleh beberapa katup. Darah dari rongga tubuh memasuki ruang tersebut melalui lubang kecil dan, sekali di dalam jantung, darah dipompa ke bagian depan tabung dengan kontraksi otot-otot yang mengelilingi jantung. Bagian depan tabung, aorta, membawa darah ke kepala di mana ia dilepaskan. Darah kemudian mengalir lamban kembali ke rongga tubuh secara umum, melumasi berbagai jaringan dan sel.





BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Sistem peredaran darah merupakan sistem peredaran yang memindahkan zat dari satu tempat ke tempat lainnya. Sistem peredaran darah ada baik di manusia maupun di hewan dan tidak ada di tumbuhan. Sistem peredaran darah terdiri dari darah, pembuluh darah dan jantung. Sistem peredaran manusia di bedakan menjadi 2 yakni peredaran darah besar dan peredaran darah kecil. Penyakit juga bisa menyerang pada sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah pada hewan di bagi sistem peredaran darah terbuka dan tertutup, sistem peredaran darah pada Vertebrata. Sistem peredaran darah pada Vertebrata ada pada ikan, katak, reptilian dan aves. Jadi peredaran darah pada makhluk hidup itu sangat penting karena tanpa sistem itu maka oksigen dan sari-sari makanan tidak akan dapat di edarkan ke seluruh tubuh.

B.  Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis menyarankan agar para pembaca khususnya kepadaMahasiswa untuk dapat meningkatkan pemahamannya mengenai Sistem Peredaran Darah pada Manusia guna terwujudnya pelaksanaan proses belajar yang baik.Kami menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh sebab itu kami menyarankan kepada pembaca untuk tetap terus menggali sumber-sumber yang menunjang terhadap pembahasan yang akan datang.Dengan ini kita mempelajari Sistem Peredaran Darah pada Manusia agar dapat di mengerti dan mudah diterima.











DFTAR PUSTAKA

https://sainsmini.blogspot.co.id/2015/01/cairan-darah-plasma-darah-penjelasan.html
Ethel Sloane. 1995. Anatomi Fisiologi untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Evelyn C. Pearce. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Penerbit PT. Gramedia, Jakarta.
Drs. H. Syaifuddin, AMK. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 3. Penerbit Buku Kedokteran EGC.http:// wikipedia. Org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar