Santai dan Berpikir Apa yang Harus Dilakukan Sekarang

Rabu, 28 Desember 2016

RESUME PENGANTAR PENDIDIKAN PART 2

Pendidikan dan Pembangunan Nasional
Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan IPTEK serta perhatikan tantangan perkembangan global.
Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya.
Tujuan pembangunan nasional :
1.      Tujuan jangka pendek dari pembangunan nasional adalah meningkatkan taraf hidup, kecerdasan, dan kesejahteraan masyarakat yang semakin adil dan merata serta meletakkan landasan yang kuat untuk tahap pembangunan berikutnya.
2.      Tujuan jangka panjang yaitu untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata, material dan spiritual berdasarkan.
Visi pembangunan nasional
1. Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara yang aman, bersatu,  rukun dan damai.
  2.  Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara yang menjunjung tinggi hukum, kesetaraan dan hak azasi manusia.
  3.  Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan kehidupan yang layak serta memberikan fondasi yang kokoh bagi pembangunan yang berkelanjutan.
Misi pembangunan nasional
  1.  Pengamalan Pancasila secara konsisten dalam kehidupan bermasyarkat, berbangsa dan bernegara.
 2.  Penegakan kedaulatan rakyat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
  3.  Peningkatan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari
  4.  Penjaminan kondisi aman, damai, tertib dan ketenteraman masyarakat.
      Asas – asas pembangunan nasional yaitu : Asas Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Asas manfaat, Asas demokrasi pancasila, Asas adil dan merata
Prinsip pembangunan nasional yaitu Kesemestaan Partisipasi rakyat, Keseimbangan, Kontinuitas, Kemandirian, Skala prioritas, Pemerataan disertai pertumbuhan.
Peranan manusia sebagai produsen : Pencipta rancang bangun atau gagasan-gagasan, baik bersifat cita-cita maupun teknologi baru. Mereka berperan sebagai peneliti dan pengembang gagasan-gagasan dan teknologi baru.
Peranan manusia sebagai konsumen : Manusia dapat berperan sebagai konsumen. Mereka berperan sebagai pengguna atau penikmat hasil-hasil pembangunan dan sebagai penilai mutu hasil hasil pembangunan.

Peranan Pendidikan dalam Pembangunan Nasional
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang(UU no 2 tahun 1989).
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan sosial berencana, karena meliputi berbagai dimensi untuk mengusahakan kemajuan dalam kesejahteraan ekonomi, modernisasi, pembangunan bangsa, wawasan lingkungan san bahkan peningkatan kualitas manusia untuk memperbaiki kualitas hidupnya (Bintiro Tjokroamidjojo ).
Paradigma Fungsional melihat bahwa keterbelakangan dan kemiskinan dikarenakan masyarakat tidak mempunyai cukup penduduk yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan sikap modern.
Paradigma Sosialisasi melihat peranan pendidikan dalam pembangunan adalah mengembangkan kompetensi individu, kompetensi yang lebih tinggi tersebut diperlukan untuk meningkatkan produktivitas, dan secara urnum, meningkatkan kemampuan warga masyarakat dan semakin banyaknya warga masyarakat yang memiliki kemampuan akan meningkatkan kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
Peranan pendidikan dan pembangunan nasional :
1)   Mengembangkan Teknologi Baru
Hasil pendidikan adalah orang terdidik yang mempunyai kemampuan melaksanakan penelitian dan pengembangan yang dapat menghasilkan teknologi baru. Lembaga – lembaga penelitian dan pengembangan seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan-badan Penelitian dan Pengembangan di setiap departemen, dan sebagainya, orang-orang terdidik hasil pendidikan bekerja, dan menghasilkan berbagai teknologi baru.
2)    Menjadi Tenaga Produktif dalam Bidang Konstruksi
Orang-orang terdidik hasil pendidikan, juga masuk dan aktif bekerja di bidang konstruksi yang menghasilkan rancang bangun berbagai macam pabrik dan perusahaan. Pabrik-pabrik ini yang akan menghasilkan berbagai barang kebutuhan hidup dan jasa.
3)    Menjadi Tenaga  Produktif yang Menghasilkan Barang dan Jasa
Orang-orang terdidik hasil pendidikan menjadi pula masukan dalam pabrik-pabrik dan perusahaan-perusahaan, sebagai tenaga kerja produktif yang memproses produksi barang-barang kebutuhan hidup dan jasa. Dengan demikian, adalah penghasil barang dan jasa yang diperlukan masyarakat.
4)    Pelaku Generasi dan Penciptaan Budaya
Orang-orang terdidik hasil pendidikan tidak hanya merevisi kebudayaan masa lampau, tetapi juga sekaligus individu-individu atau kelompok individu yang melakukan perbaikan dan penciptaan unsure-unsur budaya baru berdasarkan budaya lama yang telah dimilikinya. Mereka inilah yang memelihara dan memperbaiki nilai-nilai budaya dalam masyarakat.
5)    Konsumen Barang dan Jasa
Orang-orang terdidik hasil pendidikan merupakan generasi baru yang mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik dan perusahaan-perusahaan. Sebagai konsumen, mereka merupakan konsumen yang lebih banyak jenis kebutuhannya serta lebih kritis dalam menggunakan barang-barang keperluan hidup dan jasa, apabila dibandingkan dengan orang-orang yang tidak/kurang terdidik.

Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan yang sekaligus merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunaan nasional. Dan salan sartu aspek terpenting dalam menyiapakan dan merekayasa  arah perkembangan masyarakat dalam pembangunan nasional adalah pendidikan.

Inovasi Pendidikan
Inovasi pendidikan adalah ide, sarana dan prasarana, metode, proses pembelajaran, pembiayaan, evaluasi, bahan ajar dan sebagainya yang dirasakan atau diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang(masayarakat) dalam bidang pendidikan.
Tujuan utama dari inovasi adalah berusaha meningkatkan kemampuan, yakni kemampuan dari sumber-sumber tenaga, uang, sarana dan prasarana, termasuk struktur dan prosedur organisasi. Selain itu, tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas.
Sasaran inovasi pendidikan yaitu guru, siswa, kurikulum, fasilitas, dan lingkungan sosial masyarakat.
Faktor – faktor yang memengaruhi inovasi pendidikan
1.      Visi terhadap pendidikan : Setiap anak akan mengalami proses pendidikan secara alamiah, yaitu yang ia dapatkan dalam situasi pergaulan dengan kedua orang tuanya pada khususnya dalam lingkungan budaya yang mengelilinginya.
2.       Faktor pertambahan penduduk : Banyak masalah-masalah pendidikan yang berkaitan erat dengan meledaknya jumlah anak usia sekolah.
3.      Factor perkembangan ilmu pengetahuan : Tanggapan yang biasa dilakukan dalam kependidikan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan ialah dengan memasukkan penemuan dan teori ke dalam kurikulum sekolah.
4.       Tuntutan adanya proses pendidikan yang relevan : Sebagaimana telah dikemukakan, bahwa salah satu tuntutan diadakannya inovasi di dalam pendidikan adalah adanya relevansi antara dunia pendidikan dengan kebutuhan masyarakat atau dunia kerja.
Inovasi dalam diri setiap manusia harus diterapkan dalam kehidupan. Terutama dalam pendidikan. Sebagai seorang siswa dan guru serta orangtua harus memliki rasa tanggung jawab dalam diri pribadi agar terciptanya Inovasi did alam kehidupan. Dizaman era globalisai ini, masyarakat harus mampu mengembangkan Inovasi-invosai yag dapat membagun kemajuan di Negara Indonesia. Terutama kemajuan dalam bidang pendidikan.

Pendidikan dan Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah “perubahan penting dalam struktur sosial” dan yang dimaksud dengan struktur sosial adalah “pola prilaku dan interaksi sosial”. ( Moore )
Perubahan sosial akan tampak setelah tatanan sosial dan kehidupan masyakat yang lama dapat dibandingkan dengan tatanan kehidupan masyarakat yang baru. Perubahan yang terjadi bisa merupakan kemajuan atau mungkin kemuduran.
Unsur-unsur sosial kemasyarakatan yang mengalami perubahan biasanya meliputi : nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola kehidupan masyarakat, kelompok-kelompok sosial, stratifikasi sosial, pola interaksi sosial, status, wewenang.

Faktor intern perubahan, yaitu:
a. Perubahan demografi/kependudukan
b. Penemuan baru(inovasi) dalam bentuk discovery maupun invention
c. Konflik dalam masyarakat
d. Pemberontakan

Faktor eksternal perubahan, yaitu:
a. Perubahan alam (bencana alam seperti banjir, gunung meletus, badai tsunami, gempa bumi,
kemarau panjang dan sebagainya)
b. Perang dengan masyarakat luar
c. Masuknya unsur budaya asing melalui kontak budaya langsung maupun tidak langsung (akulturasi, asimilasi, difusi, penetrasi)

Faktor yang mendorong, yaitu:
a. Ketidakpuasan terhadap kondisi yang ada
b. Sikap terbuka terhadap pembaruan
c. Kontak dengan masyarakat luar
d. Tingkat pendidikan yang tinggi
e. Struktur masyarakat yang demokratis dan terbuka
f. Corak sosial masyarakat heterogen
g. Agent of changes

Faktor yang menghambat, yaitu:
a. Sikap curiga dan tertutup terhadap pembaruan
b. Cara berpikir tradisionalistis
c. Sosialisasi sejak kecil
d. Tradisi yang sangat kuat
e. Struktur sosial otoriter, feodal, dan diskriminatif
f. Vested interest
g. Fanatisme ideologi


Standar Nasional Pendidikan
Standar nasional pendidikan adalah Kriteria minimal tentang sistem  pendidikan di seluruh wilayah  hukum Negara Kesatuan  Republik Indonesia .
Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata  sosial yang kuat dan berwibawa untuk  memberdayakan semua warga negara Indonesia  berkembang menjadi manusia yang berkualitas  sehingga mampu dan proaktif menjawab  tantangan zaman yang selalu berubah.
Standar nasional pendidikan berfungsi sebagai dasar  dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan  pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan  nasional yang bermutu.
Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu  pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan  kehidupan bangsa dan membentuk watak serta  peradaban bangsa yang bermartabat.
Standar nasional pendidikan disempurnakan secara  terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan  tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
Peraturan Pemerintah  Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional  Pendidikan  (17 Bab, 97 Pasal)
Standar penilaian pendidikan :
1.     Pendidik : Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi  sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta  memiiki kemampuan untuk mewujudkan tujuan    pendidikan nasional .
2.      Isi : Kerangka dasar dan struktur kurikulum , beban belajar , kurikulum tingkat satuan pendidikan , kalender pendidikan akademik.
3.      Proses : Proses pembelajaran interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi  peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi  prakarsa, kreatifitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan  perkembangan fisik serta psikologis peserta didik
4.      Sarana dan prasarana : Sarana ( Perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku, dll ), Prasarana (R.kelas, R.pendidik, R.tata usaha, perpustakaan, laboratorium, kantin, tempat ibadah, dll.)
Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan, PEMDA, dan pemerintah :
   Dikdasmen :  menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan  kemandirian,
kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas.
Dikti : menerapkan otonomi perguruan tinggi yang dalam batas-batas yang  diatur dalam
ketentuan perundang-undangan yang berlaku  memberikan kebebasan dan mendorong
kemandirian.

Rencana Strategis Pendidikan Nasional
Perencana pendidikan adalah proses penyusunan gambaran kegiatan dimasa depan dalam rangka untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Langkah – langkah :
1.Melakukan analisis
2.Memformulasikan pendidikan
3.Mencari kesenjangan
4.Penyusunan rencana
5.Pelaksanaan
6.Melakukan pemantauan
Kualitas pendidikan di perngaruhi oleh factor eksternal adalah masyarakat pada umumnya.Dimana,masyarakat merupakan ikon pendidikan dan merupakan tujuan dari adanya pendidikan yaitu sebagai objek dari pendidikan. Faktor internal yang meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan daerah, dan juga sekolah yang berada di garis depan. Dalam hal ini, interfensi dari pihak-pihak yang terkait sangatlah dibutuhkan agar pendidikan senantiasa selalu terjaga dengan baik. .

Efisiensi pendidikan juga di pengaruhi oleh factor eksternal yaitu rasio antara keuntungan finasial sebagai hasil pendidikan dengan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan dan factor internal akan menghasilkan output yang diharapkan dengan biaya minimum.
Pengembangan kapasitas di  yaitu bisa dengan arahan – arahan, bimbingan, pengaturan, pengawasan, dan kontrol.
Program pendidikan adalah kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan strategi dan kebijakan pendidikan yang telah di tetapkan.

Manajemen Berbasis Sekolah ( MBS )
MBS diartikan sebagai model pengelolaaan sekolah dengan memberikan kewenangan yang lebih besar pada tingkat sekolah untuk mengelola sekolahnya sendiri secara langsung.
Latar belakang munculnya MBS :
  1. Terjadinya ketimpangan kekuasaan dan kewenangan yang terlalu terpusat pada atasan yang mengesampingkan bawahan.
  2. Kinerja pendidikan yang tidak kunjung membaik bahkan cenderung menurun di banyak Negara.
  3. Adanya kesadaran para birokrat dan desakan dari para pecinta pendidikan untuk merestrukturisasi pengelolaan pendidikan.
MBS bertujuan untuk memberdayakan sekolah dalam menetapkan berbagai kebijakan internal sekolah yang mengarah pada peningkatan mutu dan kinerja sekolah secara keseluruhan.
Manfaat MBS :
  1. Memungkinkan orang-orang yang kompeten di sekolah untuk mengambil keputusan yang akan meningkatkan pembelajaran.
  2. Memberi peluang bagi seluruh anggota sekolah untuk terlibat dalam pengambilan keputusan penting.
  3. Mendorong munculnya kreativitas dalam merancang bangun program pembelajaran. 
  4. Mengarahkan kembali sumber daya yang tersedia untuk mendukung tujuan yang dikembangkan di setiap sekolah. 
  5. Menghasilkan rencana anggaran yang lebih realistik ketika orang tua dan guru makin menyadari keadaan keuangan sekolah, batasan pengeluaran, dan biaya program-program sekolah. 
  6. Meningkatkan motivasi guru dan mengembangkan kepemimpinan baru di semua level.
Pelaksanaan MBS difokuskan pada dua sasaran kerja yaitu
1.Manajemen peningkatan mutu sekolah
            a. Otonomi akademik
            b. Otnomi manajemen kelembagaan
2.Peningkatan kontribusi dan partisipasi masyarakat

Kebijakan  Mutakhir Bidang Pendidikan
Pengembangan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah
Menurut Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 bab 1 pasal 1 ayat 1, yang dimaksud dengan standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik IndonesiaDengan kata lain, setiap lembaga pendidikan dituntut untuk memenuhi kriteria minimum yang telah ditentukan. Guna tercapainya tujuan pemerataan pendidikan di wilayah hukum Negara Kesatuan republik Indonesia.
Landasan Filosofis Pendidikan Nasional
1.      Pendidikan Nasional Berdasarkan Filsafat Pancasila
2.      Paradigma Pendidikan dan Pemberdayaan Manusia Seutuhnya
3.      Paradigma Pembelajaran Sepanjang Hayat Berpusat pada Peserta Didik
4.      Paradigma Pendidikan untuk Semua yang Inklusif
5.      Paradigma Pendidikan untuk Perkembangan, Pengembangan, Pembangunan Berkelanjutan (PuP3B)
MBS merupakan paradigma baru pendidikan yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah dengan melibatkan masyarakat dalam kerangka kebijakan nasional. MBS merupakan wujud dari reformasi pendidikan yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi para siswa. Pada hakikatnya adalah penyerasian sumberdaya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar